BANJARBARU – Pertanyaan tersebut disampaikan Muhammad Ilyas, mahasiswa baru prodi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), saat mengikuti materi Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Beragama, di hari kedua kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2024, di Gedung Serbaguna Kampus 2, Kamis (22/8).
BANJAR – Habis gelap terbitlah terang. Begitulah cahaya yang sukses dinyalakan para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Antasari. Berawal dari kegelapan saat malam hari yang mereka alami, sehingga sulit beraktivitas melaksanakan kegiatan keagamaan di malam hari. Mereka pun berinisiasi mencari bantuan, hingga ada seorang hamba Allah yang memberikan kelengkapan pembangkit listrik tenaga matahari, untuk musala di Dusun Tarangkin, Desa Paramasan Bawah, Kabupaten Banjar.
Di luar dugaan panitia dari Pusat Studi Moderasi Beragama, ternyata para peserta kegiatan Jumpa Penulis dan Pembaca Buku Tasawuf: Merintis Kajian Interdisiplin terus berdatangan. Dari semula diperkirakan hanya 30 orang, di tengah perjalanan sudah hampir melebihi kapasitas kursi di angka 60 peserta.
Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. saat memberikan sambutan (Foto:Humas/Achmad Magfur) BANJARBARU – Bagi yang pernah hidup di masa orde baru, pasti pernah …
Syaipul Hadi, S.I.P., M.A. saat menjadi pemateri pertama di lokasi kedua gelombang perdana PBAK 2022 (Foto:Humas/Yulida RIfani) BANJARMASIN – Universitas Islam Negeri Antasari memulai program …