Sanjung UIN Antasari, Pj Bupati Batola: Baru Kali Ini Seluruh Perwakilan Organisasi Keislaman Ditemukan dalam Satu Forum
BARITO KUALA – Aula Selidah di Kompleks Kantor Bupati Barito Kuala (Batola) di Marabahan, ramai dihadiri para tokoh agama. Mereka perwakilan dari berbagai organisasi keislaman, seperti dari Majelis Ulama Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional, Dewan Masjid Indonesia, maupun Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an. Bersama para ulama dan akademisi lainnya semuanya saling bertukar pikiran, yang disatukan UIN Antasari dalam forum bahtsul masail.
Terselenggaranya acara ini turut disanjung Penjabat (Pj) Bupati Mujiyat, S.Sn., M.Pd. saat membuka acara, Selasa (11/06/2024). Ia pun mengapresiasi program dari UIN Antasari, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ini, yang dipimpin Dr. Muhammad Zainal Abidin, M.Ag. sebagai ketua.
“Kami menyambut baik dengan diadakannya kegiatan ini, karena baru kali ini di Batola bisa terkumpul seluruh perwakilan organisasi keislaman dalam satu wadah berdiskusi, berkat fasilitasi dari UIN Antasari,” ungkapnya dalam sambutan.
Dalam kesempatannya, Pj Bupati juga menandatangani nota kesepahaman bersama Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., untuk pelaksanaan _Tridharma_ perguruan tinggi, yang meliputi pendidikan dan pembelajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Tidak hanya bersama Pemkab Batola, nota kesepahaman juga dijalin UIN Antasari dengan MUI dan Baznas Barito Kuala.
Rektor sekaligus mengenalkan lebih jauh UIN Antasari kepada para tamu undangan, yang kini kampusnya sudah berdiri di dua lokasi, Banjarmasin dan Banjarbaru.
“Di kampus 2 itu kita mempunyai laboratorium sains yang canggih, perpustakaan yang mewah, hingga tidak kalah dengan fasilitas kampus lainnya di luar Kalimantan,” tegas Prof. Mujiburrahman.
Bahkan generasi muda yang bergabung di UIN Antasari mempunyai kesempatan luas belajar keluar negeri, seiring terbukanya berbagai kerja sama internasional dengan banyak perguruan tinggi terkenal.
“Kuliah di UIN Antasari tidak hanya belajar tentang ilmu agama, karena di sini juga dipelajari ilmu-ilmu umum, bahkan uang kuliah tunggalnya paling murah dibandingkan perguruan tinggi lain,” tegas Rektor.
Acara dilanjutkan dengan forum bahtsul masail, bertemakan “Moderasi Beragama” Konsep Bid’ah dan Femonena Aliran Sempalan. Para narasumbernya adalah H. Asfihani Norhasani, Lc. (dari MUI Provinsi Kalsel), K.H. Muhammad Noor dan K.H. Zahran (dari MUI Batola), Dr. H. Fahmi Hamdi, Lc., M.A. dan Dr. Ahmad M.Fil.I. (dari UIN Antasari), serta Guru Ghazali Mukri, Lc. (Pimpinan Pondok Pesantren Manbaul Ulum Batola).
Hasil dari kegiatan ini adalah 6 buah rekomendasi yang diterbitkan atas kesepakatan bersama pihak-pihak yang berhadir, dalam menangani fenomena membid’ahkan dan gerakan-gerakan sempalan di Kalimantan Selatan, yakni:
- Agar menjaga persatuan dan kesatuan umat serta mengedepankan ukhuwwah Islamiyyah serta mengambil jalan tengah (wasatiah) dalam beragama dan menghindari sikap berlebihan (ghuluw), serta menghindari sikap saling menyalahkan dan memecah belah persatuan umat;
- Kepada lembaga atau organisasi yang mengurusi persoalan umat, agar aktif memberikan pencerahan kepada masyarakat, sehingga lebih memahami dasar-dasar amaliah keagamaan, dan melakukan wacana tandingan terhadap kelompok yang berlebihan dalam beragama dan suka membidahkan kelompok yang berbeda;
- Bersikap toleran terhadap pemahaman keagamaan yang berbeda, sejauh memiliki dalil-dalil yang dapat dipertanggungjawabkan;
- Lembaga keagamaan seperti MUI dan UIN Antasari perlu lebih intensif bekerja sama, memantau, dan mengkaji, serta mewaspadai fenomena aliran sempalan yang berkembang di Kalimantan Selatan;
- Lembaga-lembaga yang berwenang tidak mudah menyatakan suatu aliran sempalan sebagai sesat, kecuali sesudah melakukan kajian yang mendalam dan melakukan diskusi intensif dengan pihak-pihak yang berseberangan; dan
- Lembaga-lembaga keagamaan harus lebih aktif memberikan pencerahan tentang ajaran Islam yang benar kepada umat serta berkoordinasi dengan pemerintah, agar terjaga ketertiban di masyarakat dari dampak yang muncul disebabkan aliran sempalan.
(Rud/Fur/Ana)
