Rektor UIN Antasari: Semoga Moderasi Beragama Tidak Senasib P4
Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. saat memberikan sambutan (Foto:Humas/Achmad Magfur)
BANJARBARU – Bagi yang pernah hidup di masa orde baru, pasti pernah mengenal istilah P4, akronim dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Rektor Universitas Islam Negeri Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. berharap, kebijakan moderasi beragama yang digencarkan tidak bernasib serupa.
Saat memasuki orde reformasi, P4 pun dihapuskan, dan terkadang jelas Rektor, sering menjadi bahan candaan, lantaran penataran yang memakan waktu 120 jam tersebut, dianggap tidak sesuai dengan realitas di lapangan.
“Dahulu kalau enggak penataran P4, kuliah aja enggak bisa, ikut penataran P4 dahulu, sertifikatnya itu penting,” cerita Rektor saat memberikan sambutan di Acara Pembukaan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama, di Gedung Jabal Rahmah Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin di Banjarbaru, Rabu (07/12/2022).
Mantan aktivis mahasiswa ini pun khawatir, orientasi moderasi beragama hanya dijadikan ajang formalitas untuk mendapatkan sertifikat, padahal materi-materi yang diberikan terbilang penting, guna bisa menjadi refleksi diri dalam bekerja melayani.
“Hari ini dan beberapa hari ke depan kita bisa bercermin pada nilai-nilai yang mungkin sangat ideal dalam agama kita, terkait dengan sikap-sikap beragama yang ideal itu, dan bagaimana kita sendiri kemudian lingkungan kita di kampus menerapkan semua ini,” harap lulusan S-3 Universitas Utrecht Belanda tersebut.
Total ada 17 materi yang disiapkan selama lima hari, di antaranya Teologi Moderasi Beragama dalam Perspektif Agama Islam dan Desain Penguatan Moderasi beragama melalui Tridarma Perguruan Tinggi.
Narasumbernya diisi para pakar tingkat nasional, dengan diikuti 41 orang, terdiri dari para Pimpinan UIN Antasari termasuk dosen.
“Jadi untuk fasilitator kami laporkan ini ada 3, 2 dari Jakarta. Pertama itu Pak Ikhwan Lutfi, M.Psi. (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), kemudian Ibu Dr. Endang Sutrisnowati, M.M. dari Pustlibang Balitbang Kemenag RI. Kemudian yang ketiga dipanggil yang lokal, Pak Yasir Arafat, S.Ag., M.Pd.,” urai Kepala Pusat Kajian Moderasi Beragama UIN Antasari Syaipul Hadi, S.I.P., M.A. saat menyampaikan laporan panitia.
Seperti diketahui, UIN Antasari menjadi salah satu dari 12 perguruan tinggi di Indonesia yang ditunjuk menyelenggarakan orientasi ini, sebagai bagian dari proyek nasional yang didanai langsung Kementerian Agama.
(Fur/Ali)
