Rektor UIN Antasari Hadiri Majlis Perasmian Perhimpunan Perwakilan Tiga Tahun Sekali Lembaga Dakwah Hikmah Sarawak Kali ke-21
KUCHING – Rektor UIN Antasari Banjarmasin Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. menghadiri Majlis Perasmian Perhimpunan Perwakilan Tiga Tahun Sekali yang ke-21 Lembaga Dakwah Hikmah, di Kuching, Sarawak, Malaysia, Ahad (02/06/2024). Kalau di Indonesia, acara seperti ini mirip kegiatan muktamar sebuah ormas. Agenda ini dihadiri sekitar 200 orang dari seluruh perwakilan organisasi Hikmah di Malaysia, dan sejumlah mitra kerja sama, termasuk UIN Antasari, yang telah berkolaborasi sejak 2018.
Acara dilaksanakan di sebuah gedung baru yang besar dan megah, diberi nama “Hikmah Exchange Center.” Gedung ini merupakan amal usaha Hikmah, dibangun bekerja sama dengan sebuah perusahaan untuk disewakan, yang akan menjadi pendapatan bagi organisasi.
Rangkaian acara perasmian, selain pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan lantunan grup nasyid, ada pula penaikan bendera Hikmah oleh pimpinan organisasi, dilanjutkan dua sambutan.
Sambutan pertama oleh Yang Dipertua Hikmah Datuk Amar Abdul Aziz bin Dato Haji Husain. Ia menyampaikan, Hikmah adalah lembaga dakwah, pendidikan, dan kemasyarakatan. Hikmah didirikan pada 1968 sehingga sekarang sudah berusia 55 tahun. Menurutnya, Hikmah telah banyak membimbing para mualaf di Sarawak.
“Ada lebih dari seribu perkampungan Islam di Sarawak, tetapi yang bisa ditangani baru sekitar 200,” ungkapnya.
Selama masa Covid-19, dakwah tetap dilaksanakan Lembaga Dakwah Hikmah secara digital melalui Google Meet. Dalam bidang pendidikan, Hikmah telah memiliki sekolah tahfiz yang juga mengikuti kurikulum pemerintah Malaysia. Hikmah juga baru mendirikan Hikmah Islamic Technology College disingkat “Hitech” untuk meningkatkan penguasaan teknologi.
Sambutan kedua disampaikan oleh Premier (kepala negara bagian) Sarawak Datuk Patinggi Tan Sri Abang Haji Abdul Rahman Zohari bin Tun Datuk Abang Haji Openg. Ia mengatakan, meskipun pemeluk agama Islam adalah minoritas (sekira 30%), masyarakat Sarawak dapat menerima pemimpin muslim selama lebih dari 50 tahun. Hal ini menurutnya, karena pemimpin muslim berusaha berlaku adil untuk semua golongan etnis dan agama.
“Itulah pula yang harus jadi pegangan Hikmah. Hikmah harus mengembangkan Islam, yang mengabdi kepada seluruh manusia tanpa diskriminasi,” pesannya.
Ia juga mengingatkan agar para pengurus Hikmah berpikir jauh ke depan, merespons tantangan zaman. Dua tantangan itu adalah perubahan iklim dan kelangkaan pangan. Untuk itu, diperlukan sains dan teknologi. Itu sebabnya, dia mendukung penuh pendirian Hitech.
“Jangan hanya berpikir mendidik imam. Kalau semua jadi imam, siapa yang jadi makmum?” katanya bercanda.
Setelah acara perasmian, para aktivis Hikmah melaksanakan musyawarah di Gedung Markas Besar Hikmah, untuk membahas program-program organisasi, kebijakan-kebijakan ke depan, hingga pemilihan pengurus baru. Musyawarah dijadwalkan berakhir pada Senin (3/6/2024).
(Catatan Perjalanan Rektor)
