Rektor Kenalkan Lokalitas UIN Antasari ke Mahasiswa Baru 2022
Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. saat menjadi pemateri di gelombang ketiga PBAK 2022 (Foto:Humas/Yulida Rifani)
BANJARMASIN – Salah satu filosofi keilmuan yang dikembangkan Universitas Islam Negeri Antasari, adalah Berbasis Lokal. Di antara yang menjadi perhatian hingga internasional, adalah keberhasilan menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Banjar.
Hal ini disampaikan Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., saat menjadi narasumber di gelombang ketiga kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Tahun 2022, di Auditorium Mastur Jahri, Senin (29/08).
Dengan filosofi ini, Rektor mendorong para mahasiswa yang baru bergabung, bisa kuat berpijak di bumi sendiri, memelihara akar budaya masing-masing, mengkaji dan mengembangkan warisan ulama-ulama Banua masa lampau.
“Dari Ulama Syekh Arsyad Al-Banjari, Muhammad Nafis Al-Banjari, kitab-kitab karangan beliau, keturunannya, ulama-ulama sekarang, ulama-ulama modern, kitab-kitabnya, buku-bukunya apa, itu kita pelajari semua,” jelas Rektor.
Apalagi saat ini UIN Antasari telah memiliki Banjar dan Melayu Corner di Lantai Dasar Gedung Perpustakaan, dilengkapi berbagai karya klasik, yang sering menjadi tujuan kunjungan para tamu luar negeri.
Sehingga dengan ragam fasilitas ini, bisa menjadi bahan penelitian dari berbagai program studi.
“Bahkan teman-teman Kimia, Fisika, Biologi, mencoba untuk juga mengembangkan kajian yang materinya, bahan-bahannya itu bersifat lokal,” urai lulusan S-3 Universitas Utrecht Belanda tersebut.
Selanjutnya, UIN Antasari berniat mencetak buku kumpulan peribahasa Banjar, yang banyak berisikan kritikan, nasihat, guna berprilaku lebih baik.
“Misalnya benganga badahulu hanyar baucap, artinya itu berpikir dahulu baru bicara. Galugur-galugur guntur hujannya kadada, wah bicara hebat, ternyata buktinya tidak ada,” urai Rektor mencontohkan.
Dan di waktu dekat ini, UIN Antasari sedang memperbanyak Al-Qur’an terjemah Bahasa Banjar, sebagai permintaan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, yang akan dijadikan kenang-kenangan bagi ratusan tamu undangan Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Nasional Oktober nanti.
Semua kearifan lokal ini, didukung dengan filosofi keilmuan berikutnya, yakni Berwawasan Global, yang dibuktikan dengan keharusan mengikuti perkuliahan Bahasa Arab maupun Inggris, agar para mahasiswa bisa ikut bersaing di tingkat internasional, lewat pemantapan visi kampus “Unggul dan Berakhlak”.
(Fur/Ali)
