Rayakan Wisuda, Muhammad Faqih Mukaddam, S.Pd.: Hidup Susah, Tak Menjadi Alasan Malas Berkuliah
BANJARBARU – “Saya harus menjadi sarjana! Mama saya lulusan SMP dan abah saya lulusan SD,” demikian ungkap Muhammad Faqih Mukaddam, sarjana Prodi Pendidikan Agama Islam angkatan tahun 2020 (21/9/2024).
Cerita tersebut disampaikannya kepada Pushakin saat ditemui pada seremoni Wisuda Sarjana ke-82, Magister dan Doktor ke-52, Gedung Serbaguna Kampus 2 UIN Antasari di Banjarbaru.
“Orangtua sangat berharap saya bisa berkuliah, untuk itu saya berusaha aktif agar hasilnya dapat maksimal,” tambahnya.
Usahanya itu bukan tanpa halangan. Kondisi ayahnya sakit-sakitan, kondisi ekonomi juga pas-pasan, tidak membuatnya surut memburu ilmu di UIN Antasari. Di sela aktivitas kuliahnya, ia juga menyempatkan diri berorganisasi, juga mengajar Al-Qur`an di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Menyadari hanya seorang anak kampung dengan hidup sederhana di Kandangan. Menjaga semangat untuk sampai ke tujuan menjadi prioritasnya dalam menjalani rutinitas setiap hari. Pulang kampung dilakukannya sesering mungkin agar dapat membantu ibunya mencari nafkah untuk keluarga.
“Saya akui sulit menyesuaikan waktu, antara berkuliah, berorganisasi dan mengajar Al-Qur’an. Semua dapat saya lalui berkat do’a dan dukungan keluarga, dosen dan kawan-kawan,” akunya dengan tatapan sayu.
Selama berkuliah di UIN Antasari, ia merasa diajarkan banyak ilmu pengetahuan, dibimbing akhlak, kemandirian, dan diajak untuk berfikiran maju.
“Dosen pembimbing saya mengarahkan untuk terus positif dan berfikiran maju,” tegasnya mengakhiri cerita.
(Ana/Ami)
