Pembukaan Asesmen Lapangan Akreditasi Perguruan Tinggi, Asesor Dorong UIN Antasari Banjarmasin Raih Akreditasi Internasional
BANJARMASIN – Tampak keren dan totalitas, Auditorium Mastur Jahri di Kampus 1 disulap layaknya galeri. Videotron besar pun dipasang sebagai latar, sekaligus menampilkan video profil kampus dan isi pidato komprehensif Rektor. Melihat totalitas UIN Antasari Banjarmasin, Asesor mendorong agar bisa meraih akreditasi yang lebih tinggi dari sekadar Unggul, yakni Internasional.
Setidaknya hal itu disampaikan perwakilan Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Prof. Dr. H. Ahmad Rodoni, M.M., saat menyampaikan sambutan pengenalan, Selasa (12/11/2024).
Ia optimis, UIN Antasari bisa mencapai pengakuan secara global, apalagi berada di Pulau Kalimantan, wilayah masa depan Indonesia.
“Universitas Cendrawasih saja yang berada di Papua sudah mempunyai akreditasi internasional. Saya kira UIN Antasari yang posisinya di Kalimantan, yang memiliki 39 prodi dan akan bertambah 7 prodi lagi, wajiblah untuk meraih akreditasi internasional,” dorong Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Ya, rencananya di tahun akademik baru, UIN Antasari akan menambah 7 program studi baru, sebagai bentuk peningkatan pelayanan, dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan masyarakat.
Bahkan pimpinan kampus yang mengusung visi “Menjadi Universitas yang Unggul dan Berakhlak” ini telah merancang pengembangan kampus masa depan berdesain hijau, di atas lahan 72 hektare dalam 3 zona besar.
“Mengutip kata-kata Dee Lestari dalam Filosofi Kopi, bahwa ‘Hidup ini memang tidak sempurna, tapi sangat layak untuk dinikmati dan disyukuri’. Maka saya mengatakan, bahwa UIN Antasari memang tidak sempurna, namun sangat layak untuk diapresiasi oleh para asesor yang baik hati,” ungkap Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. menutup sambutannya.
Acara dilanjutkan konfirmasi data dan informasi dalam Laporan Evaluasi Diri yang telah dilayangkan UIN Antasari. Semuanya dibagi ke dalam 4 ruang bersama 3 asesor lainnya, yakni Prof. Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd. (dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Prof. Drs. H. Burhanuddin Arafah, M.Hum., Ph.D. (dari Universitas Hasanuddin), dan Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag. (dari UIN Alauddin Makassar).
(Fur/Ana)
