Motivasi para Mahasiswa Ma’had, Rektor Ceritakan Proses Rekrutmen Samsung
Bersemangat, Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. saat memotivasi para mahasiswa (Foto:Humas/Hadi Rustami)
BANJARBARU – Pembaca tentu mengenal Samsung, perusahaan multinasional yang salah satu produknya sering menjadi genggaman warga dunia. Indonesia turut menjadi salah satu lokasi pendirian pabriknya, yang ternyata beberapa petinggi dan karyawannya bukanlah berlatar teknisi, melainkan dari pondok pesantren.
Fakta itu baru diketahui Rektor Universitas Islam Negeri Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., ketika berbicara panjang dengan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar, saat bertemu Selasa (30/05/2023), di Kota Serang. Waktu itu, kepala daerah tersebut menceritakan pengalamannya ketika berkunjung dan bertemu dengan pimpinan Samsung.
“Nah, orang-orang yang dari pesantren ini terbukti katanya itu setia, jujur, dan sesuai dengan janji-janjinya,” ucap Rektor saat menyampaikan sambutan penutupan Program Pemondokan Tahap II Tahun Akademik 2022/2023, di Masjid Kampus 2 Banjarbaru, Senin (05/06/2023).
Karakter-karakter karyawan tersebut sambung Rektor, saat ini sangat sulit didapatkan perusahaan-perusahaan. Lalu bagaimana dengan keterampilannya? Ternyata Samsung hanya memerlukan waktu 6 bulan untuk melatih kompetensi.
“Apa maksud saya menceritakan ini kepada teman-teman semua? Jangan remehkan suatu proses pendidikan karakter, karena itu sangat penting bagi hidup kita,” tegas alumnus Pesantren Al-Falah Banjarbaru tersebut.
Karena proses pendidikan inilah yang lebih memerlukan waktu panjang, pembiasaan, pengalaman, interaksi dengan berbagai orang, hingga terlatih disiplin, mampu menghadapi tantangan.
“Di dalam hidup ini, seringkali kita harus mengalahkan kenyamanan sementara, menunda kesenangan sementara, demi kebaikan di masa yang akan datang,” pesan lulusan S-2 Universitas McGill Kanada tersebut.
Untuk itulah Rektor berharap agar pembekalan yang telah diberikan selama pemondokan, bisa terus digalakkan di luar asrama, agar kelak menjadi insan berguna, bermanfaat bagi banyak orang.
“Inilah kenapa di UIN Antasari ini kita mengusahakan, ikhtiar, sebagai tanggung jawab kami di sini mendidik saudara-saudara untuk memberikan pelayanan pendidikan karakter itu, yang di dalam ma’had disebut pusat pembinaan integrasi ilmu dan amal,” urai jebolan program doktor Universitas Utrecht Belanda tersebut.
Ya, banyak hal yang telah dijalani mahasiswa lewat pemondokan ini, mengikuti taklim rutin, dibiasakan bertahajud, termasuk berpuasa, hingga saling menghormati sesama.
“Alhamdulillah baru kali ini dibiasakan bertahajud. Baru pertama kali ini juga merasakan seperti masuk pondok, karena sebelumnya SMA,” ungkap Muhammad Kastalani, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika saat diwawancarai Humas.
Dari laporan Kepala Ma’had al-Jam’iah Dr. Hairul Hudaya, M.Ag., ada 175 putra dan 59 putri yang mengikuti program pemondokan di tahap ini. Semuanya masuk asrama 4 bulan, lewat berbagai materi dan pembinaan menarik yang telah diberikan, sebagai salah satu upaya melahirkan generasi “Unggul dan Berakhlak”.
(Fur/Ali)
Baca juga: Baru Bermalam 3 Hari, Para Mahasiswi Baru Ingin Keterusan di Asrama Sampai Lulus
Baca juga: Pesan Rektor: Baik-Baik Sama Teman Seasrama, Siapa Tahu Ada yang Jadi Menteri!
Baca juga: Alumnus Manba’ul Ulum: Masuk UIN Antasari Serasa Pesantren Lagi, Tapi Lebih Enak
