Menavigasi Aliran Perubahan: Prof Mujib dan Sungai Ilmu di UIN Antasari
Menavigasi Aliran Perubahan: Prof Mujib dan Sungai Ilmu di UIN Antasari
Dr. Firqah Annajiyah Mansyuroh, M.H.
Judul Buku : Pendidikan Era Digital: Ikhtiyar dan Harapan di UIN Antasari
Penerbit : Maghza Pustaka, 2024
Penulis : Mujiburrahman
Tercengang adalah reaksi yang tidak saya lebih-lebihkan saat membaca buku penuh kejujuran yang ditulis oleh Prof. Mujib. Pasalnya, saya berekspektasi membaca tentang bagaimana pendidikan di era digital, secara harfiah. Tetapi lebih dari itu, buku ini bukan hanya teori, melainkan berisi pengalaman nyata penulis selama memimpin UIN Antasari. Hal ini memberikan perspektif yang otentik dan mendalam tentang berbagai tantangan dan peluang dalam mengelola perguruan tinggi di zaman yang mengalami perubahan dalam banyak sekali hal. Bukan hanya teknologi yang berubah, tetapi saat beliau memimpin terjadi aliran perubahan yang sangat cepat dan massif, baik yang sudah direncanakan seperti perubahan dari IAIN menjadi UIN, perubahan gelar yang tidak lagi mencantukan ‘Islam’, dan perubahan yang hanya Tuhan yang tahu hikmah dari rencana-Nya yakni era Covid-19. Dan yup, beliau berhasil menavigasi aliran perubahan dan membawa kapal besar UIN Antasari menjadi seperti saat ini.
Keresahan dengan solusi gagasan inspiratif terkait dengan inovasi dan kebijakan, sentilan yang ditujukan tidak hanya untuk mahasiswa namun juga untuk para pendidik, serta keberanian saran untuk para pemangku kepentingan di dunia pendidikan, menjadikan buku ini sebuah bacaan yang menyegarkan alih-alih seperti ekspektasi saya, yakni bacaan tentang teori pendidikan era digital, dihancurkan dengan sangat menyenangkan dan jauh sekali dari kata membosankan.
Terdiri dari dua bagian, buku ini berhasil menyatukan berbagai fragmen pengalaman dan gagasan menjadi satu cerita yang menarik dan mudah dipahami. Bagian pertama dengan tajuk ‘Inovasi Akademik dan Tata Kelola’, berisi sebuah perjalanan inspiratif dari seorang pemimpin perguruan tinggi yang berani mengeksplorasi berbagai isu-isu kritis yang dihadapi dunia pendidikan tinggi, dan mendorong pembaca untuk ikut terlibat dalam mencari solusi. Sedangkan bagian kedua Prof. Mujib berbagi dan memberikan semangat ilmiah dalam tajuk ‘Keterampilan Teknis Dunia Akademis’. Bagian pertama yang begitu ‘wah’ membuat bagian kedua dari buku ini terasa anti-klimaks dengan pembahasan terkesan kurang mendalam sehingga pembaca mungkin membutuhkan informasi tambahan. Tetapi bukankah itu artinya bagian kedua buku ini justru berhasil? Membuat pembacanya berhasrat untuk berpikir dan mencari pengetahuan dari sumber lainnya?! Jenius!
Setelah membaca buku ini, bersiaplah untuk mendapatkan serangan refleksi diri yang datang bagai gelombang. Sebagai pelajar, sebagai pendidik, maupun sebagai insan manusia yang tidak memiliki pengetahuan apapun tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Perubahan yang adalah keniscayaan, dengan segala tantangannya yang tak terbayangkan, mampukah kita bertahan, dan menavigasi hidup kita ke arah yang benar menuju kesuksesan? Maka bersiaplah. Bersiap agar menang.
