Mahasiswa UIN Antasari Sukses Memaparkan Hasil Penelitian di Konferensi Internasional
UIN Antasari Banjarmasin kembali berpartisipasi pada kegiatan Konferensi Mahasiswa Tingkat Internasional bertajuk “The 2nd International Student Conference on Islamic Studies (ISCIS) 2018″ yang dilangsungkan pada tanggal 31 Agustus – 02 September 2018 di IAIN Manado. Gelaran berkelas internasional itu menghadirkan Dr. Mohd Shamsuri Md Shaad dari Universiti Teknikal Malaysia, Prof. Chokchai Nyueyong dari Khon Kaen University Thailand, dan Ismail Suardi Wekke, Ph.D dari STAIN Sorong Papua sebagai keynote speaker.
Dibawah bimbingan Noor Hasanah, MA sebanyak 5 orang mahasiswa dari berbagai fakultas sukses memaparkan hasil penelitiannya. Mahasiswa tersebut adalah Muhammad Ridho Sullam dan Syarifah Nur Aini dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Wafa Yuzayyina Maghfirah dari Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Ulfia Nurhasanah Komariah dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Sofa Halisa dari Fakutas Syariah. Penelitian mereka bersaing dengan perwakilan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri lainnya, diantaranya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IAIN Bukittinggi, UIN Alauddin Makassar, IAIN Surakarta, IAIN Palangkaraya, IAIN Samarinda dan banyak lagi.
Sofa menuturkan bahwa event ini sangat menginspirasi dan memotivasinya untuk terus melakukan penelitian dan menulis. Ia menyadari bahwa menulis itu kesenangan bukan beban, menulis itu menyalurkan pikiran bukan menjiplak karya orang. “Kegiatan ini juga menuntut mahasiswa untuk memiliki kepekaan terhadap fenomena yang terjadi di sekitar dan menuangkannya dalam bentuk tulisan”, tambah Wafa.
Tampil mempresentasikan hasil penelitian di depan banyak pendengar menjadi pengalaman yang berharga dan tidak terlupakan bagi Sullam, mahasiswa prodi Manajemen Pendidikan Islam semester 7 ini. Menurutnya, “kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, sehingga mahasiswa tidak hanya dikenal aktif dalam berorganisasi atau ber-IPK yang tinggi saja, tetapi menghasilkan sebuah karya abadi dalam bentuk tulisan” dan “Saya ketagihan menulis” begitu sambung Ulfia.
Kegiatan ISCIS ini diharapkan terus terselenggara dan diadakan tidak hanya di Manado, sehingga perguruan tinggi Islam lain juga ikut andil dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut di masa mendatang. Semoga selanjutnya UIN Antasari Banjarmasin dapat mengirimkan lebih banyak mahasiswa sebagai presenter pada kegiatan ini sebagai bukti bahwa mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin tidak hanya aktif di bidang seni dan olahraga saja, tetapi juga aktif dalam penelitian dan penulisan. (NH)
