Lestarikan Budaya Lokal, UIN Antasari Terbitkan Edisi Revisi Peribahasa dan Ungkapan Tradisional Bahasa Banjar Sekaligus Dibedah Bersama
BANJARMASIN – Buku itu setebal 205 halaman, berlogokan Antasari Press di sudut kanan atas bagian sampulnya. Berjudul “Peribahasa dan Ungkapan Tradisional Bahasa Banjar”, karya H. Ahmad Makkie, B.A. dan Drs. H. M. Syamsiar Seman ini kembali diterbitkan UIN Antasari, usai cetakan pertama 1996 lalu.
Kali ini dalam bentuk edisi revisi, yang penyuntingnya menggandeng sastrawan terkenal Kalimantan Selatan, Y.S. Agus Suseno, hingga diundang kembali menjadi narasumber, saat membedah buku tersebut, sekaligus buah karyanya sendiri berjudul “Baruh Urang Dikaruni, Baruh Sauran Taung”.
“Hari ini kita mengundang 50 peserta dari perwakilan masing-masing fakultas, termasuk perpustakaan, untuk bersama menikmati tulisan Pak Agus tentang kebudayaan Banjar yang banyak mengandung pesan morel, dan dibedah bersama 2 orang,” urai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Dr. Muhammad Zainal Abidin, M.Ag. dalam laporannya.
Bahkan salah satu puisi Agus Suseno dibawakan Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. saat Upacara Wisuda Sarjana Sabtu (16/09/2023) lalu.
“Hidup jangan mahawa-hawa, artinya, syukuri apa yang ada,” ucap Rektor dalam sambutannya.
Adapun pembedah yang dihadirkan pada acara ini adalah Drs. Humaidy, M.Ag. (pemerhati Budaya Banjar) dan Hajriansyah, M.Ag. (Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin), serta dimoderatori Ahmad Muhajir, M.A., Ph.D. (Koordinator Pusat Kajian Banjar dan Melayu UIN Antasari), yang berlangsung di Aula Asywadie Syukur Gedung Pusat Sumber Belajar Kampus 1, Senin (18/09/2023).
“Kegiatan ini adalah satu kegiatan yang sangat penting dan serius yang sudah lama kita cita-citakan,” tegas Rektor.
Karena menurut Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., pembahasan dan kajian terkait Kebudayaan Banjar, adalah salah satu pilar filosofi keilmuan UIN Antasari, yakni “Berbasis Lokal”.
“Kami memberi perhatian serius terhadap budaya lokal, yang dibuktikan dengan dijadikannya mata kuliah wajib yang harus dipelajari semua mahasiswa,” jelas Rektor.
Hal tersebut ditunjang pula dengan dibangunnya Banjar dan Melayu Corner di Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Kampus 1, yang telah banyak mendapat apresiasi dari tamu-tamu internasional, sebagai upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal di era global.
“Dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, semuanya saya ajak melihat-lihat Banjar dan Melayu Corner ketika berkunjung ke UIN Antasari,” ungkap Rektor.
Ke depan, pihaknya berniat menggalakkan kerja sama kebudayaan dalam hal penerjemahan kitab-kitab Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia, termasuk penerjemahan buku-buku Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab, yang diharapkan Rektor bisa disambut relasi-relasi UIN Antasari di Timur Tengah.
“Mudah-mudahan ini juga tidak hanya ke Asia Tenggara, atau Eropa, tetapi juga ke Timur Tengah kita bisa membangun hubungan kebudayaan, dalam hal ini Kebudayaan Banjar yang sangat berwarna Islam,” pungkas Rektor.
(Fur/Ali)
