Lantik M. Sunir Ridha Jadi Ketua Dema Baru, Rektor UIN Antasari Dorong Adanya Pemilwa Serentak
Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. saat melantik Kepengurusan Baru Dema (Foto:Humas/Hadi Rustami)
BANJARMASIN – Setelah meraih 2.450 suara, akhirnya M. Sunir Ridha resmi dilantik Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. sebagai Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Periode 2023–2024, menggantikan Yogi Ilmawan.
Bersamaan itu pula dilantik pengurus baru Lembaga Dakwah Kampus Angkatan Muda Abdurrahman Ismail, Lembaga Pengajian dan Pengkajian Islam Annisa, Koperasi Mahasiswa, Sanggar Bahana Antasari, Mahasiswa Antasari Cendekia, Sanggar Seni Lukis dan Kaligrafi Al-Banjari.
“Selamat atas terpilihnya para ketua di lingkungan kemahasiswaan UIN Antasari Banjarmasin, terkhususnya Dema, Senat, serta unit-unit kegiatan mahasiswa,” ucap Ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) 2023 Zein Firdaus saat menyampaikan laporan panitia, Rabu (12/04).
Ketua Dema turut menyambut semangat amanah yang diberikan, bahkan berencana menambah suasana edukatif di program Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).
“Contohnya bisa mengangkat tentang isu kekerasan seksual. Kita coba bikin filosofi tersebut menggunakan tema-tema dan hal-hal baru. Jadi, apa yang kita coba orientasikan hari ini ingin mengubah langkah awal kami menjadi gerak yang lebih nyata ke depannya,” urai M. Sunir Ridha saat diwawancarai Humas.
Para pengurus baru juga mendapat arahan penting dari Rektor agar semuanya meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad saw., yang memimpin untuk kepentingan orang banyak, memimpin untuk melakukan perbaikan.
“Berpegang teguhlah dengan tali Allah, jangan bercerai berai. Maksudnya itu kalau ditafsirkan dengan konteks kita, meskipun ada perselisihan, saya beda pendapat dengan anda, anda beda pendapat dengan teman, itu wajar saja. Yang penting bagaimana kita mengelola perbedaan itu dengan baik, sehingga tali silaturahmi hubungan kita tidak putus,” tegas Rektor saat menyitir Quran Surah Ali ‘Imran Ayat 103 dalam sambutannya.
Lulusan S-3 Universitas Utrecht Belanda ini pun menawarkan gagasan, agar nantinya bisa mengikuti pola pemilu serentak, sehingga semua organisasi kemahasiswaan di lingkungan UIN Antasari pemilihannya juga bisa dilangsungkan bersamaan.
“Perlu efisiensi, agar tidak banyak seremoni,” pungkas Guru Besar yang juga pernah menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan ini.
Pelantikan ini sekaligus menandakan berakhirnya tugas KPM, yang telah bekerja sejak Februari, dan bahkan berinovasi menggalakkan tes psikologi, bersama Unit Pengembangan Kewirausahaan dan Karier.
(Fur/Ali)
