Kedutaaan AS Kunjungi UIN Antasari, Bahas Pertukaran Mahasiswa
Banjarmasin – Dalam rangka memperkenalkan dan berdiskusi mengenai program-progam di bidang pendidikan dan budayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) Jakarta, yang diwakili oleh Mary K. Trechock, Assistant Cultural Attache US Embassy Jakarta melakukan kunjungan ke UIN Antasari Banjarmasin, Selasa (25/01/2022).
Kunjungan ini dirangkai dengan acara diskusi dengan tema “ Kerjasama, Keberagamaan dan Kesejahteraan” bersama undangan yang terdiri dari mahasiswa/wi dan dosen di lingkungan UIN Antasari Banjarmasin.
Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA. yang menyambut hangat kedatangan Kedubes Amerika Serikat di Aula Zafry Zamzam Gedung Rektorat mengungkapkan rasa terhormat dan gembiranya atas kunjungan Kedubes Amerika Serikat ke UIN Antasari Banjarmasin.
“Kami sangat gembira untuk menyambut kedatangan Mrs Mery K. Trechock yang telah meluangkan waktunya untuk mengunjungi kami dan untuk mendiskusikan isu-isu penting tentang kemitraan, keberagaman, kesejahteraan serta hubungan kerja sama antara universitas kami dan kedutaan besar Amerika Serikat.”
Rektor menjelaskan bahwa UIN Antasari mempunyai hubungan sejarah yang baik, 1 atau 2 dekade yang lalu UIN Antasari pernah mengembangkan kerja sama dengan kedutaan besar Amerika Serikat, pada waktu itu UIN Antasari mempunyai beberapa kuliah dari program RELO (Regional English Language Office), tiga tahun yang lalu juga ada program pelatihan keterampilan dan manajemen yang disediakan oleh kedutaan besar Amerika Serikat.
Selain itu Mujiburrahman menambahkan bahwa dosen UIN Antasari banyak yang short course, kuliah S2 dan S3 ke U.S. dengan beasiswa dari Amerika, hinga sekarang ada beberapa dosen yang kuliah di U.S. dengan beasiswa LPDP.
Terkait dengan tema diskusi yang diangkat, Rektor mengatakan bahwa tema ini sangat cocok dengan semboyan Negara yaitu Benneka Tunggal Eka, berbeda-beda tapi tetap satu. Menurutnya bertemu dan bekerjasama dengan orang yang berbeda budaya dan latar belakang adalah sangat penting.
Dalam diskusi yang dimoderati oleh Siti Muflichah, Ph.D tersebut, Mery K Trechock menyampaikan bahwa kedatangannya ke Banjarmasin adalah untuk membicarakan beberapa program pendidikan dan budaya Kedubes AS di antaranya yaitu Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI).
Mery menjelaskan, YSEALI merupakan program pemerintah AS yang terfokus pada 4 hal yaitu untuk memperkuat kemitraan dengan para pemimpin baru di Asia Tenggara; untuk memperluas keterampilan mereka sebagai pemimpin sipil, ekonomi dan non-pemerintah yang efektif di wilayah tersebut; dan mendorong mereka untuk bekerja sama lintas batas untuk memecahkan tantangan regional.
Lebih lanjut, program ini beranggotakan semua negara Anggota ASEAN (Brunai, Kamboja, Indonesia, Laous, Malaysia, Myanmar, Filifina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) dan terbuka untuk anak muda berusia 18-35 Tahun.
Untuk saat ini, Indonesia berada pada peringkat pertama dalam kompetisi sebagai anggota YSEALI dengan 39.726 anggota. Untuk kedepannya ia berharap ini terus berlanjut dan berkembang. Dan sejauh ini katanya ada sembilan alumni YSEALI asal Kalsel, dan diharapkan kedepannya bisa bertambah.
“Sekarang sudah ada sembilan orang alumni YSEALI asal Kalsel, kami berharap akan ada lebih banyak lagi alumni dari sini,” tuturnya.
Dalam sesi diskusi U.S. Embassy Jakarta juga menghadirkan Muhammad Iqbal dan Anita Fajriani, keduanya asli orang Kalimantan Selatan yang telah berpengalaman dan alumni dari program YSEALI. Keduanya berbagi pengalaman bagaimana tahapan mereka dari awal mendaftar, mengikuti program sampai sekarang telah menikmati buah dari pengalaman mereka.
(YAD/ALI)
