Kagum dengan Banjar dan Melayu Corner, Dosen Singapura Dr. Azhar Ibrahim Dorong UIN Antasari Dirikan Borneo Corner
BANJARMASIN – Pusat Kajian Banjar dan Melayu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, melaksanakan Workshop Cataloging Banjar Corner, di Aula Perpustakaan Kampus 1, Kamis (11/7/24). Pada lokakarya yang mendatangkan narasumber ahli dari National University of Singapore (NUS) Dr. Azhar Ibrahim ini, telah dipaparkan banyak hal menarik terkait perawatan teks naskah di era digital.
“Digitalisasi sangat penting agar tidak rusak atau dikuasai kolektor,” katanya.
Ia juga menyayangkan kurangnya perhatian masyarakat, terutama pesantren dalam menjaga dan melestarikan teks naskah.
“Sangat disayangkan, saat pesantren bertambah banyak, namun sebagian dari mereka tidak mengurus teks naskah tersebut,” ujarnya.
Dr. Azhar menegaskan, teks naskah sebagai warisan nenek moyang telah menjadi modal sosial dan budaya bagi masyarakat. Karena itu, ia menyampaikan pentingnya peran perpustakaan dalam memelihara teks naskah yang ada, agar tidak hanya menjadi koleksi ahli waris, sehingga bisa bermanfaat lebih luas.
“Perpustakaan harus proaktif,” ajaknya dengan antusias.
Selain itu yang tak kalah penting untuk dijaga dan dipelihara menurut Dr. Azhar, adalah budaya sastra atau lisan, baik dalam bentuk cerita rakyat atau pantun.
“Budaya lisan bisa disimpan dalam bentuk rekaman video atau suara dan juga ditulis,” ujar Senior Lecturer Department of Malay Studies itu.
Terkait Banjar dan Melayu Corner yang ada di UIN Antasari, ia sangat mengapresiasi dan memberikan masukan agar cakupannya lebih luas menjadi Borneo Corner.
“Borneo Corner belum ada,” ujarnya.
Saran lain darinya, agar ada program-program bagi anak muda guna tertarik datang ke Banjar dan Melayu Corner.
“Harus bikin program untuk menarik minat anak muda,” pesannya.
Setelah menyampaikan materi, Dr. Azhar menyempatkan diri berkeliling dan melihat naskah-naskah yang menjadi koleksi Banjar dan Melayu Corner UIN Antasari Banjarmasin.
(Jam/Fur/Ana)
