Ikuti Tren Global, UIN Antasari Lokakaryakan Kurikulum OBE
BANJARMASIN – Untuk menghasilkan lulusan terbaik, proses pendidikan itu harus berkualitas. Tidak dilaksanakan asal-asalan. Hal ini sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, dikembangkanlah kurikulum Outcome-Based Education (OBE).
OBE merupakan proses pembelajaran yang berfokus pada hasil, karena pendidikan tidak hanya mengejar materi yang harus diselesaikan, namun juga memperhatikan kompetensi apa yang dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan pembelajaran. Kurikulum OBE lebih menekankan bagaimana anak didik bisa terus mengembangkan diri dalam menghadapi kebutuhan di level global saat ini. Sehingga diharapkan dengan kurikulum ini tidak ada lagi kesenjangan antara kualitas lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja, karena para alumnus sudah mempunyai kompetensi yang bisa langsung diaplikasikan.
Menjawab tantangan tersebut, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Antasari menginisiasi “Workshop Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Berbasis OBE” selama dua hari, yang digelar pada Selasa–Rabu (14–15/5/2024), di Auditorium Mastur Jahri Kampus 1.
Dalam kesempatannya, Dr. Muhdi, M.Ag. menyampaikan, peserta yang mengikuti lokakarya ini merupakan para dosen, yakni 120 orang dari lingkungan UIN Antasari, dan 21 dosen dari perguruan tinggi swasta di bawah Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam (Kopertais) Wilayah XI Kalimantan.
Menurut Koordinator Pusat Pengembangan Kurikulum dan Integrasi Ilmu ini, OBE merupakan tren global yang tidak serta merta menggantikan kurikulum yang ada, namun mewarnainya.
“OBE merupakan inovasi baru yang merupakan tren global. Bukan merubah, namun OBE mewarnai RPS yang sudah ada,” tutur Dr. Muhdi, M.Ag. dalam laporannya.
Sementara Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman dalam sambutannya menyampaikan, OBE pada hakikatnya sudah ada dalam tradisi Islam, karena selalu diajarkan berdoa agar mendapat ilmu yang bermanfaat.
“Kurikulum OBE tidak beda jauh dengan tradisi Islam, yaitu ilmu harus bermanfaat. Ilmu melahirkan outcome, yaitu amal,” tutur Rektor semangat.
Ia juga menambahkan, OBE sangat terkait dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat saat ini, yang menginginkan lulusan perguruan tinggi dapat mengisi lapangan pekerjaan yang beragam, sehingga apa yang diajarkan benar-benar sesuai dan relevan dengan lapangan kerja yang tersedia.
“Gagasan OBE nampaknya ingin merespons perubahan itu, agar ada keterhubungan dan ketersesuaian antara apa yang diberikan kepada mahasiswa dengan apa yang dibutuhkan di masyarakat, sehingga mereka tidak menganggur,” tambahnya tegas.
Di akhir sambutan, Rektor juga mengingatkan kepada para dosen agar tidak hanya urusan keterampilan atau kompetensi saja yang harus diberikan kepada mahasiswa, namun juga bagaimana akhlak ditanamkan sebaik-baiknya. Karena tegas Prof. Mujiburrahman, dengan akhlak yang baik, mahasiswa bisa mengamalkan ilmu agar membawa manfaat bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakat luas.
“Bukan hanya urusan pekerjaan, tapi bagaimana kita membentuk akhlak mulia bagi mahasiswa,” pesannya kepada para peserta.
Lokakarya ini mendatangkan narasumber Prof. Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag. (Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran UIN Sunan Ampel Surabaya). Turut hadir Dr. Hj. Nida Mufidah, M. Pd. (Wakil Rektor UIN Antasari Bidang Akademik dan Kelembagaan), Dr. H. Akhmad Sagir, M. Ag. (Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan), Dr. H. Hamdan, M.Pd. (Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan), dan Dr. Dzikri Nirwana, M.Ag. (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora).
(Jam/Fur/Ana)
