Usai Terdampak Pandemi, Rektor Bangun Kembali Kerja Sama dengan Marmara Üniversitesi Turki
ISTANBUL – Kamis (12/9/2024), Rektor UIN Antasari Banjarmasin Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. mengunjungi Marmara Üniversitesi, dalam rangka merintis jalan kerja sama. Tepat pukul 10 pagi waktu setempat, kedatangan Rektor disambut Wakil Rektor Marmara Üniversitesi Prof. Dr. Hasan Korkut bersama jajaran, seperti Prof. Dr. Saim Kayadibi dari Institut Ekonomi dan Keuangan Islam, dan Prof. Dr. Nuri Tinaz Hoca (Direktur Hubungan Internasional).
Rektor menjelaskan, bahwa pada 2018 ada empat dosen UIN Antasari yang pernah mengikuti pelatihan kepemimpinan dan manajemen di Marmara Üniversitesi. Namun kerja sama tersebut tidak berlanjut, antara lain karena pada 2020 Covid-19 menyerang dunia. Rektor berharap kerja sama akademik di masa depan bisa dibangun kembali, baik dalam skala sederhana seperti kegiatan daring, ataupun yang lebih membutuhkan biaya seperti kegiatan tatap muka.
Prof. Hasan menyambut baik usulan Rektor UIN Antasari. Ia mengatakan, bahwa perguruan tingginya merupakan yang kedua terbesar di Turki, dengan jumlah mahasiswa sekitar 80 ribu orang. Prof. Hasan menjelaskan, Marmara Üniversitesi adalah perguruan tinggi yang dibiayai negara, yang sejarahnya bisa dirunut ke belakang hingga masa Imperium Usmani. Lokasi kampusnya ada di beberapa tempat. Namun, ke depan direncanakan digabung dalam satu kawasan lagi. Besok Jumat (13/9), Presiden Erdogan akan meresmikan proyek pembangunan gedung-gedung di kawasan baru tersebut.
Dalam perbincangan akrab yang dipenuhi canda tawa, Rektor bersama para akademisi Marmara Üniversitesi yang hadir, membahas mengenai pentingnya memperkuat hubungan Turki dengan Indonesia, karena keduanya tidak saja sama-sama negara dengan penduduk mayoritas muslim, tetapi juga karena sejak lama memiliki hubungan baik, seperti hubungan Imperium Usmani dengan Kesultanan Aceh.
“Korek api cap Raja Stamboel juga masih ada sampai sekarang,” kata Prof. Mujiburrahman.
Rektor berharap, Marmara Üniversitesi juga membuka kerja sama dengan UIN Antasari yang berada di Pulau Kalimantan, yang kini menjadi lokasi ibu kota baru Indonesia.
Usai bertemu dengan Wakil Rektor Marmara Üniversitesi dan jajaran, rektor diantar menemui Dekan Fakultas Kajian Islam Prof. Dr. Ismail Safa Ustun. Perbincangan berlangsung hangat seputar perkembangan kajian Islam di Turki dan kemungkinan kerja sama dengan UIN Antasari.
Prof. Ismail mengatakan, bahwa Fakultas Kajian Islam selama ini, bahkan sejak zaman Imperium Usmani, menyediakan tenaga-tenaga ahli di bidang keislaman yang bertugas menjadi guru agama Islam di sekolah, menjadi imam di masjid, hingga menjadi mufti. Kajian Islam di Turki juga bersifat terbuka, dan cukup banyak dosennya yang belajar di Barat. Duta Besar Turki untuk Indonesia saat ini Prof. Dr. Talip Kucukcan adalah mantan dosen di Fakultas Kajian Islam.
Rektor UIN Antasari berharap, kerja sama akademik dengan Fakultas Kajian Islam Marmara Üniversitesi dapat dimulai dengan seminar atau diskusi daring. Selanjutnya, baru yang sifatnya kunjungan dan tatap muka. Di sisi lain, Dekan Fakultas Kajian Islam menyarankan agar perguruan-perguruan tinggi di Indonesia bisa turut serta dalam program beasiswa internasional Erasmus. Skema beasiswa ini diharapkan dapat membantu berbagai kegiatan akademik yang diinginkan.
(Catatan Perjalanan Rektor)
