UIN Antasari Dorong Mahasiswa Kritisi Perubahan
Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. saat menjadi narasumber di Sekolah Islam dan Demokrasi (Foto:Humas/Hadi Rustami)
BANJARMASIN – Perubahan iklim, kekeringan, gagal panel, beras lokal mahal, di antara sederet fenomena yang disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. kepada para aktivis, yang kemudian didorong untuk menjadi kritis.
Para mahasiswa pun coba dibuka wawasannya guna ikut berperan banyak bagi masyarakat, lewat inisiasi Unit Pengembangan Kewirausahaan dan Karier (UPKK), yang menggalakkan Sekolah Islam dan Demokrasi selama 2 hari, dimulai dari Selasa (16/05/2023).
“Saudara kan tahu, di Kabupaten Banjar saat ini terjadi kegagalan panen, mulai tahun kemarin, ada apa itu? Perubahan iklim! Gara-gara itu, harga beras Banjar sampai Rp80 ribu/kilogram, maka orang Banjar ini kesulitan makan kalau tidak menggunakan beras Banjar, itu menimbulkan inflasi,” tegas Rektor.
Belum lagi sambung Rektor ancaman krisis ekonomi, disrupsi, hingga konflik internasional.
“Itu gambaran besarnya, lalu kami di kampus ini yang diberikan amanah, memikirkan yang sederhana saja, bagaimana kawan-kawan kita yang kuliah di UIN ini, satu punya ilmu, dua punya keterampilan, tiga punya karakter, yang bisa menghadapi tantangan ini,” jelas aktivis tahun 90an tersebut.
Program ini berlangsung menarik, menghadirkan 8 narasumber, dengan dua di antaranya dari luar Kalimantan Selatan, yakni Hairus Salim, M.A., dan Dr.rer.Soc. Masduki, M.A.
“Di sisi yang lain, tentu saja pelaksanaan ini berkaitan dengan mengembangkan potensi teman-teman, baik hard skill maupun soft skill di bidang kepemimpinan, yang nantinya akan berguna pada saudara ketika melaksanakan pendidikan di kampus, atau pun nanti setelah selesai, menjadi alumni, kemudian berkontribusi kepada masyarakat,” urai Kepala UPKK UIN Antasari Dr. Taufik Hidayat, M.Kes., Psikolog dalam laporannya.
Total ada sekitar 100 peserta yang diundang, delegasi dari Dewan Eksekutif Mahasiswa, Senat Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Unit Kegiatan Khusus, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan Lembaga Semiotonom.
(Fur/Ali)
