Toreh Sejarah Gemilang LPTK UIN Antasari, Persentase Kelulusan PPG Tembus 94,40%
BANJARMASIN – Sebuah grafik ditampilkan Ketua Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) UIN Antasari Dr. H. Hamdan, M.Pd. Ada 4 diagram batang diperlihatkan, menunjukkan peningkatan persentase kelulusan, yang untuk Program Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Batch 2 Kategori 2 Tahun 2023 menjadi angkatan dengan tingkat kelulusan tertinggi, hingga 94,40%.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) tersebut menegaskan, capaian ini berkat dukungan berbagai pihak terkait, mulai dari kesungguhan para mahasiswa, yang ditunjang pendekatan serius para dosen dan guru pamong, agar studi yang berjalan bisa diselesaikan bersama.
“Ini adalah sejarah baru bagi LPTK UIN Antasari, yang di kesempatan ini sukses mencapai persentase kelulusan tertinggi,” ungkapnya saat menyampaikan laporan di Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional, di Galaxy Hotel Banjarmasin, Selasa (23/04/2024).
Para yudisiawan/wati pun mengaku bersyukur telah menjalani pengalaman berharga ini, setelah 6 bulan melewati serangkaian tugas hingga ujian kompetensi, sampai akhirnya dikalungkan tanda alumni oleh Ketua LPTK yang juga Dekan FTK, termasuk penyerahan sertifikat pendidik oleh Ketua Prodi Drs. H. Murdan, M.Ag.
“Ini juga menjadi sejarah baru bagi kami, karena telah melewati perjuangan luar biasa sampai bisa lulus hari ini,” tegas Lukmanul Hakim, S.Pd.I. saat penyampaian pesan kesan mahasiswa.
Sementara itu, Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. dalam sambutannya, turut mengucapkan terima kasih kepada banyak pemerintah kabupaten/kota yang telah bekerja sama, menganggarkan sebagian APBD untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan, dalam membiayai para guru menjalani pendidikan profesi.
“Maka di situ ada tanggung jawab yang besar kepada masyarakat, karena teman-teman kuliah telah dibiayai dengan uang rakyat,” tegasnya.
Oleh karena itu, para guru yang lulus diharapkan bisa makin berkualitas dalam memberikan pendidikan bagi generasi penerus bangsa, menanamkan prinsip agama dalam batin anak-anak, agar menjadi pandangan hidup mereka menjalani aktivitas sehari-hari.
“Itu akan menjadi modal hidup mereka, bagaimana agama bisa menjadi bagian dari pandangan hidup seseorang, memengaruhi perilaku dan tutur kata, menjadi dasar dalam membuat keputusan. Upaya ini tidak mudah, namun itu menjadi tugas kita,” ungkap Rektor.
Total ada 254 mahasiswa/i yang sukses mengikuti yudisium, dengan peserta selain dari Kalimantan Selatan juga berasal dari Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawasi Tengah, dan Sulawesi Barat. Adapun guru-guru yang ikut serta tidak hanya dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, namun ada juga dari mata pelajaran Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam.
(Fur/Ana)
