The 6th APCoMS Angkat Isu Kerusakan Lingkungan untuk Disikapi Akademisi
BANJARMASIN – “Kita sering berbicara tentang moderasi beragama, namun kita sering mengabaikan hal yang tak kalah penting, yaitu moderasi ekologi”. Hal itu disampaikan Dr. Budhy Munawar Rachman (Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta), di hadapan para peserta The 6th Annual Postgraduate Conference on Muslim Society (APCoMS), gelaran Pascasarjana UIN Antasari, di Auditorium Mastur Jahri Kampus 1.
Panitia tak hanya memfasilitasi peserta yang berhadir secara langsung, namun juga menyediakan akses melalui dunia maya.
“Peserta kurang lebih 200 orang untuk luring dan daring,” sampai salah satu panitia M. Kamil Ramma Oensyar, M.Pd. kepada Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi, Rabu (9/10/2024).
Di hari pertama, turut berhadir sebagai narasumber adalah Professor Syuan-Yuan Chiou (National Chengchi University Taiwan) dan Wahyuddin Halim, Ph.D. (UIN Alauddin Makassar), dipandu oleh Ketua Prodi S-3 Ilmu Syariah UIN Antasari Mujiburrahman, M.A., Ph.D.
Hari kedua, pembicara yang menyampaikan materi adalah Dr. Mauricio Novoa Munoz (Western Sydney University) melalui Zoom Meeting. Dilanjutkan Asociate Profesor Dr. Rahimah Embong (Universiti Sultan Zainal Abidin Malaysia) dan Ahmad Muhajir, M.A., Ph.D. (UIN Antasari), dipandu Inna Muthmainnah, Ph.D. yang merupakan dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari.
Selain sesi panel, juga dilaksanakan sesi paralel dengan presenter-presenter yang telah mengirimkan makalah kepada panitia.
Izhar Muttaqin salah satu presenter dalam konferensi ini, menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh Pascasarjana.
“Acaranya bagus, mengangkat isu faktual, dan sangat selaras dengan keadaan Kalimantan Selatan yang terdampak krisis lingkungan secara nyata,” ujarnya.
Ia juga akan mempresentasikan makalahnya yang ditulis berkolaborasi dengan Muhammad Rafi dengan judul “Konservasi Lingkungan Berbasis Ukhuwah Makhlukiyah dan Kearifan Lokal: Studi Transformasi Sosial Ekologis Masyarakat Banjar.”
Seleksi makalah yang layak untuk ditampilkan dalam konferensi ini sangat ketat, terlihat dari banyaknya makalah yang diterima, namun tidak semua bisa dipresentasikan.
“Total ada 60 makalah yang terdaftar. Lulus untuk dipresentasikan sebanyak 45 buah. Kemudian dari yang lulus itu, diproses untuk prosiding sejumlah 35 buah,” ujar Kamil.
Acara yang dibuka secara resmi oleh Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. ini, dihelat pada Rabu–Kamis (9–10 Oktober 2024), dengan mengusung tema “Islam, Education, and Environmental Crisis: Opportunities and Challenges in The Malay World”.
(Jam/Fur/Ana)
