Menjadikan Ramadhan Sepanjang Tahun

Oleh: H. Masrawan*

RAMADHAN adalah bulan istimewa, penuh keutamaan dan berkah. Itulah sebabnya dalam sebuah hadis Rasulullah SAW mengatakan, “Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan ramadhan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi ramadhan.” (HR. Tabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi).

Kendati kualitas hadis tersebut dipersoalkan, karena dari sisi sanad terdapat perawi yang dinilai pernah berdusta (majalahnabawai.com 8/6/2017), namun konten hadis yang sering dikutip para dai, mubaligh ustad dan ustadzah pada tausiyah Ramadhan itu setidaknya memberi motivasi positif bagi umat untuk terus berupaya mengetahui lebih dalam apa sebenarnya hakikat, ganjaran atau keistimewaan bulan ramadhan, sehingga jika mengetahui keistimewaannya, maka pasti berharap 12 bulan dalam setahun keseluruhannya sederajat dengan bulan penuh kemuliaan yaitu ramadhan.

Jika dicermati, redaksi hadits yang disampaikan Ibnu Abbas ra di atas, diawali dengan sebuah kata “seandainya” atau dalam redaksi lain diterjemahkan dengan kata “kalau”. Ini menggambarkan umat muslim atau sebagian besar dari kita belum mengetahui secara utuh apa hakekat atau keseluruhan balasan yang akan diberikan Allah SWT kepada hamba-hambanya yang beriman atas ibadah yang dilakukan selama bulan ramadhan.

Sehingga wajar hingga detik ini, mungkin belum terbersit di hati keinginan agar Allah menjadikan 12 bulan dalam setahun adalah ramadhan. Ini karena yang tergambar di benak kita adalah beratnya berpuasa menahan lapar dan dahaga di siang hari yang terik. Jangankan setahun penuh tanpa lebaran atau idul fitri, sebulan saja berpuasa ada diantara kita yang mengeluh atau bahkan meninggalkannya.

Karena itu sebagai bahan motivasi sekaligus menambah wawasan, tulisan singkat ini akan mengupas beberapa keutamaan bulan Ramadhan. Dengan harapan akan menambah pengetahuan, wawasan sekaligus keyakinan akan pahala ‘besar’ yang disediakan Allah untuk orang-orang yang memuliakan bulan ramadhan dengan ibadah-ibadah terbaik.

Keutamaan Ramadhan

Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dalam buku berjudul Fadillah Ramadhan, menjelaskan beberapa keutamaan ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya. Diantara  keutamaan itu adalah:

Pertama, diturunkan Alquran. Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran. Itulah sebabnya ramadhan juga disebut sebagai bulan Alquran atau syahrul Quran. Karena Allah SWT menurunkan Alquran yang agung di bulan itu.

Dalam diktum QS Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman, “bulan ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”

Firman tersebut jelas menjadi salah satu bukti nyata bahwa salah satu kemuliaan dan keutamaan bulan ramadhan adalah diturunkannya permulaan Alquran di bulan itu. Karenanya, sudah seharusnya umat muslim mengisi bulan ramadhan dengan memperbanyak membaca Alquran. Dengan harapan di bulan penuh berkah ini Allah SWT semakin memberikan petunjuk dan penerang keselamatan dan kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat kelak.

Kedua, dibukannya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka. Ini seperti hadis Rasulullah yang diriwayatkan At-Turmudzi, “Apabila datang awal malam dari bulan ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah, Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam bulan Ramadhan.”(HR. Turmudzi: 682).

Syaikh ‘Utsaimin mengungkapkan makna pintu-pintu surga dibuka pada bulan ramadhan karena banyaknya amal saleh yang dikerjakan oleh umat manusia dan pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman.

Hal ini karena setan-setan diikat dan dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti di bulan-bulan lainnya. Sehingga manusia lebih mudah meninggalkan maksiat karena tidak digoda untuk melakukan penyimpangan dan kemaksiatan seperti bulan-bulan lainnya dan manusia lebih ringan untuk melakukan perbuatan kebaikan dan ketaatan.

Karena itu momentum ramadhan ini sangat tepat untuk membiasakan diri meninggalkan berbagai perbuatan maksiat dan memperbanyak amal shalih.

Ketiga terdapat malam lailatul qodar. Kemuliaan lain yang dahsyat dari bulan ramadhan adalah hadirnya satu malam penuh kemuliaan dan keberkahan yaitu malam lailatul qodar yang lebih baik dari seribu bulan.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS Al-Qadar 1-3). Dalam QS Ad-Dukhan ayat 3, Allah SWT juga menegaskan Alquran diturunkan pada malam yang diberkahi sebagai pemberi peringatan.

Kata berkah artinya tambah dan tumbuh. Jadi nilai ibadah yang kita lakukan dimalam penuh kemuliaan itu akan terus bertambah dan tumbuh. Karena itu, wajar bila setiap amaliyah yang dilakukan di malam lailatul qadar nilainya akan menjadi lebih baik dari amaliyah yang dilakukan di seribu bulan.

Keempat, doa-doa dikabulkan. Kelebihan lain dari bulan Ramadhan menurut Dr Amin bin Abdullah adalah doa-doa seorang hamba akan dikabulkandan Allah akan membebaskan umatnya yang beriman dari siksa api neraka.

Ini seperti ditegaskan Rasulullah saw pada sebuah hadisnya, “Sesungguhnya Allah membebaskan hambanya dari api neraka pada setiap malam bulan Ramadhan dan bagi setiap muslim pada setiap hari dan malam memiliki do’a yang diterima jika dia berdoa.”(Kasfl Astar:962).

Kelima, bau mulutnya lebih harum dari kasturi. Salah satu keistimewaan lain orang yang berpuasa di bulan Ramadhan adalah bau yang keluar dari mulutnya menjadi lebih harum ketimbang bau kasturi di sisi Allah SWT. Ini sebagaimana hadis Rasulullah yang disampaikan Abu Hurairah ra, “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan, satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepulh kali lipat bahkan tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: Kecuali puasa maka dia adalah untukku dan Akulah yang akan memberikan balasan baginya, sebab dia meninggalkan syahwat dan makanannya kareana Aku, bagi orang yang berpuasa itu dua kebahagiaan; kebahagiaan pada saat dia berbuka puasa, kebahagiaan pada saat dia bertemu dengan Tuhan-Nya dan sungguh bau mulutnya lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi”. (HR Bukhari dan Muslim).

Keenam, dosa-dosa dan kesalahan dihapuskan. Allah SWT menyediakan ramadhan sebagai fasilitas penghapusan dosa selama kita menjauhi dosa besar. Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi”. (HR. Muslim).

Melalui berbagai aktifitas ibadah selama ramadhan seperti puasa, salat malam baik tarawih, witir dan tahajud, Allah SWT menghapuskan dosa hambanya. Ini seperti sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah Swt, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.(HR.Bukhari dan Muslim). Dan hadis: “Barangsiapa yang berpuasa yang melakukan qiyam Ramadhan (shalat malam) dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah Swt, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR.Bukhari dan Muslim).

Makna “imanan wah tisaban” penuh keimanan dan mengharap pahala dari sisi Allah SWT pada kedua hadits di atas adalah meyakini kewajiban berpuasa dan mengharap pahalanya, jiwanya tenang dengan berpuasa, tidak benci menjalankan kewajiban berpuasa dan tidak merasa berat untuk beribadah padanya, sebagian orang berpuasa dan menjalankan ibadah di malam bulan ramadhan karena dia melihat orang lain mengerjakan hal yang sama, maka hal ini adalah salah maka tidak akan didapatkan pahala yang besar ini kecuali dengan rasa ikhlas dan mengharap pahala dan balasan dari Allah.

Itulah beberapa keutamaan ramadhan yang sangat menakjubkan. Tentu masih banyak kemuliaan lain yang Allah SWT sediakan bagi umatnya yang memakmurkan ramadhan dengan ibadah dan amaliyah terbaik. Karena itu wajar jika umat rasulullah mengetahui secara utuh keutamanan-keutamaan itu, maka pasti akan menghendaki agar sepanjang tahun menjadi bulan ramadhan.

Allah SWT telah menetapkan ramadhan hanya menjadi satu bagian dari bulan-bulan yang ia ciptakan. Namun demikian, kita tak perlu gelisah saat ramadhan mulai meninggalkan kita. Setidaknya kita masih bisa menjaga kualitas ibadah kita pasca ramadhan agar tetap seperti dalam bulan ramadhan. Ada beberapa tips disampaikan KH Syihabuddin Raso Alhafidz mengutip pendapat Imam Nawawi agar ‘gemblengan’ ramadhan betul-betul menjadikan kita sebagai manusia yang kembali fitrah bak bayi yang baru lahir. Tips itu adalah pertama, meninggalkan hal-hal batil, maksiat dan dosa. Kedua, meninggalkan perkara yang haram. Sedangkan ketiga, menjauhi sifat tamak dan rakus. Terakhir, tidak menyakiti orang lain.

Orang yang melakukan keempat hal ini akan terus dicatat seperti orang yang sedang puasa, qiyamul lail dan sedekah. Empat hal ini pula menurut Kiai Syhab menjadi ciri seseorang dalam kondisi fitrah, yaitu menjadi manusia seperti layaknya manusia dan mau memanusiakan manusia. Semoga.

 

*Profil Penulis

Penulis merupakan mahasiswa Program Doktor Ilmu Syariah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari, Banjarmasin.