Hadapi Instrumen Borang Baru, Rumah Jurnal UIN Antasari Komitmen Dampingi Akreditasi Jurnal
BANJARMASIN – Rumah Jurnal UIN Antasari menyelenggarakan Workshop Akreditasi Jurnal Ilmiah dan Indeksasi, Rabu (21/8/2024). Hadir sebagai peserta adalah para pengelola jurnal-jurnal UIN Antasari, terutama jurnal yang belum terakreditasi dan yang akan reakreditasi di tahun ini.
Acara yang dihelat di ruang Sarabakawa, Hotel Kindai Best World ini menghadirkan pemateri dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Busro, M.Ag.
“Sebagai komitmen untuk menambah jurnal yang terakreditasi,” sebut Siti Muflichah, Ph.D., Ketua Rumah Jurnal ketika menyampaikan tujuan acara ini diselenggarakan.
Pada sesi pagi, Busro menyampaikan materi Akreditasi Jurnal. Dalam kesempatan itu disampaikannya bahwa batas akreditasi jurnal di tahun ini adalah Agustus.
“Tahun ini, usulan akreditasi jurnal hanya hingga Agustus. Berikutnya dibuka lagi tahun depan dengan instrumen yang baru. Lebih baik manfaatkan waktu yang tersisa di bulan ini,” imbuhnya memotivasi.
“Prioritas penilaian pada jurnal yang belum terakreditasi atau yang masa berlaku akreditasinya habis,” tambahnya.
Didampingi Busro, JEA (Jurnal Edukasi AUD) dan Al Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah berhasil submit reakreditasi. Mu’adalah: Jurnal Studi Gender dan Anak diawaki oleh Yokke Andini, M.Pd., dipandu narasumber untuk melakukan simulasi pengisian instrumen akreditasi.
Pada sesi siang, kegiatan dilanjutkan dengan workshop indeksasi jurnal. Salah satu bimbingan indeksasi yang dilakukan adalah cara registrasi dan memahami indikator penilaian asesor Directory of Open Access Journals (DOAJ), sebagai salah satu pengindeks internasional. Sampai 2024 ini, di antara 28 jurnal UIN Antasari, sudah 7 jurnal yang terindeks DOAJ, yaitu:
- Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora,
- Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam,
- Pustaka Karya: Jurnal Ilmiah Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
- LET: Linguistics, Literature and English Teaching Journal,
- At-Taradhi: Jurnal Studi Ekonomi,
- Jurnal Al-Maqayis: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, dan
- Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman.
“Oleh karena itu, indeksasi DOAJ perlu diupayakan terus oleh jurnal-jurnal lainnya,” papar ketua Rumah Jurnal.
Hadir sebagai peserta adalah 20 orang yang merupakan para pengelola jurnal di UIN Antasari, terutama jurnal yang belum terindeks DOAJ, didampingi oleh 10 anggota tim Rumah Jurnal yang terus berkomitmen merangkul pengelola jurnal-jurnal untuk komitmen meningkatkan kualitasnya.
Zainal Pikri Ph.D, sebagai pengelola senior jurnal Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, turut membersamai kegiatan. Eko Wahyu Nur Sofianto, M.Pd selaku pengelola jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, yang baru saja meraih predikat Sinta 2 di tahun 2024 ini memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber terkait korelasi indeksasi DOAJ dengan akreditasi.
“Tanpa DOAJ, jurnal bisa terakreditasi SINTA. Ketika semua syarat terpenuhi, akan membantu proses lancarnya akreditasi. DOAJ menjadi salah satu unsur penilaian. Jurnal yang terindeks DOAJ dapat menarik perhatian penulis dari negara lain, terutama Afrika Selatan.” Pungkas Busro.
(Ana/Muf)
