Dosen UIN Antasari Perdalam Pembuatan Bahan Ajar Ekonomi Syariah
Rabu (2018/10/24) – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) Modul Ekonomi dan Keuangan Syariah (Zakat, Wakaf, dan Usaha Mikro Islam) bertempat di Aula Zafry Zamzam. Difasilitasi oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan, Training of Trainer ditujukan sebagai pengayaan referensi bahan ajar untuk mata kuliah Fiqih Muamalah Kontemporer, Manajemen Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf, Perencanaan Keuangan dan Lembaga Keuangan Syariah. Kegiatan ToT dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Irwan, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Dr. Fathurrahman Azhari, Pimpinan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Cecep Maskanul Hakim yang juga bertindak sebagai narasumber. Dr. Dian Masyita dari Universitas Padjajaran dan Dr. Raditya Sukmana dari Universitas Airlangga turut menjadi narasumber untuk ToT. Adapun kegiatan ini diikuti peserta dari dosen FEBI UIN Antasari, dosen Universitas Lambung Mangkurat, para pengajar, juga pemangku kepentingan terkait keuangan dan ekonomi syariah di Kalimantan Selatan.
Membuka sambutan, Dr. Fathurrahman Azhari mengucapkan terimakasih pada Bank Indonesia yang telah memilih UIN Antasari sebagai salah satu tempat pelaksanaan ToT. “Secara umum trend perkembangan keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia cukup baik. Ekonomi syariah baru saja juga dibahas di forum IMF di Bali kemarin yang diangkat secara khusus oleh Indonesia sebagai alternatif untuk mendorong ekonomi berkembang,” jelasnya. Fathurrahman juga melihat bahwa ekonomi dan keuangan syariah secara signifikan telah membantu pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, dirinya juga menyoroti masalah zakat juga waqaf yang rupanya banyak yang belum tersertifikasi. “Bank Indonesia punya panduannya sehingga kita bisa mendapat pengetahuannya,” ujarnya.
Sementara itu, dalam keynote speech-nya Muhammad Irwan sebagai Kepala Deputi Perwakilan Bank Indonesia di Kalimantan Selatan mengemukakan bahwa pada Juni 2017, Bank Indonesia telah mengeluarkan blue print tentang keuangan dan ekonomi syariah di Bank Indonesia. “Dalam menjalankan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, peran BI pertama sebagai akselerator yang berkoordinasi dengan berbagai stakeholder dalam rangka mendorong percepatan ekonomi syariah. Kedua sebagai inisiator yang memprakarsai program pengembangan ekonomi syariah seperti pemberdayaan ekonomi pesantren, pengembangan Zakat and Wakaf Care, juga model sukuk korporasi untuk pembiayaan infrastruktur. Ketiga sebagai regulator yang merumuskan dan menerbitkan kententuan sesuai kewenangan BI,” jelas Irwan.
Terkait edukasi, BI juga melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan kompetensi sumber daya insani seperti pengembangan kurikulum ekonomi syariah di perguruan tinggi yang mempertimbangkan masukan dari Kemristekdikti dan Kemenag. “Selain itu, BI juga menyusun buku referensi ekonomi dan keuangan syariah untuk perguruan tinggi diantaranya Pengelolaan Zakat yang Efektif, Wakaf: Pengaturan dan Tata Kelola yang Efektif, dan terakhir Usaha Mikro Islami,”pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan materi yang disampaikan narasumber Cecep Maskanul Hakim dan Dr. Dian Masyita pada hari Rabu sementara pada Kami akan diisi oleh Dr. Raditya Sukmana dan Cecep Maskanul Hakim. (fdh/humas)
