Dibimbing Mahasiswa KKN di Dusun Muara Parasung, Kai Ageng Lancar Ucap Syahadat
PARAMASAN – Kai Ageng, seorang tetua Dusun Muara Parasung, Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar, resmi memeluk agama Islam. Proses pengucapan syahadat berlangsung syahdu, dibimbing mahasiswa KKN UIN Antasari Banjarmasin, Minggu (3/11/2024).
Keputusan untuk konversi agama ini diyakini Kai Ageng, setelah dirinya melakukan banyak diskusi dengan Muhammad Ihya, yang merupakan salah satu mahasiswa KKN di desa setempat. Ihya mampu memberikan penjelasan terkait ajaran Islam dengan sederhana dan mampu menjawab berbagai pertanyaan yang diajukannya selama masa KKN berlangsung. Selain itu, ia juga menyaksikan jelas para mahasiswa KKN memberikan keteladanan dalam berinteraksi dan bersosialisasi.
“Saya melihat mereka menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Mereka juga sabar, serta tidak memaksa dalam mengajarkan agama Islam. Itu membuat saya penasaran mempelajari agama ini lebih dalam,” ungkap Kai Ageng.
Diketahui bahwa Dusun Muara Parasung merupakan wilayah yang tergabung dalam Kecamatan Paramasan. Mayoritas penduduk di kecamatan tersebut menganut kepercayaan Kaharingan. Budaya dan tradisi tersebut dijaga dengan kuat oleh mereka. Perubahan keyakinan seseorang di wilayah ini memerlukan penyesuaian ekstra, aspek sosial maupun spiritual.
Lilis, seorang warga setempat menjelaskan, bahwa proses bimbingan bagi mualaf di desa mereka, seperti Kai Ageng, umumnya memerlukan waktu dan pendekatan dengan penuh kesabaran, mengingat adanya perbedaan kebiasaan saat sebelum dan setelah menjadi Muslim. Di samping itu, keterbatasan fasilitas untuk pengelolaan tempat ibadah dan pendidik yang menyelenggarakan pembelajaran agama Islam juga menjadi penyumbang tantangan yang berarti.
“Tempat ibadah dan pembelajaran keislaman hanya diisi oleh mahasiswa KKN. Setelah berakhir, kegiatan tidak bisa berjalan rutin lagi,” ujarnya.
Keberlanjutan kegiatan keislaman, seperti mengaji dan mempelajari materi Fiqh, penting untuk dipastikan. Demi mendukung kelancaran ibadah warga setempat, apalagi beberapa di antaranya masih belum bisa membaca Al-Qur`an.
“Wilayah yang berada di pedalaman ini memiliki akses terbatas terhadap bimbingan, sehingga kegiatan seperti shalat berjamaah dan pengajian membutuhkan dukungan ekstra yang berkelanjutan,” tambah Lilis.
Kehadiran pembimbing atau pengajar keislaman secara intensif dan berkelanjutan, menjadi dukungan yang memadai. Warga mualaf, seperti Kai Ageng, menjadi terbantu untuk melanjutkan proses pemahamannya akan Islam.
“Bimbingan keislaman memang harus dilakukan secara kontinyu. Ini menjadi tugas semua pihak,” aku Almaida, mahasiswi KKN yang menyampaikan harapannya di sela-sela kegiatan perpisahan.
Kehadiran mahasiswa KKN UIN Antasari di Dusun Muara Parasung mendapatkan tanggapan positif dari warga setempat. Julak Suni, ketua musala, menyampaikan bahwa program KKN memberikan manfaat, terutama dalam pembelajaran keislaman bagi warga yang baru meyakini Islam. Pendekatan yang sabar dan ramah membuat warga lebih mudah menerima pembinaan spiritual.
“Kehadiran mahasiswa KKN UIN Antasari membantu warga untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan cara-cara beribadah,” tutupnya.
————————————————————————————————————————
Penulis: Tim Mahasiswa KKN Tematik Tahap II UIN Antasari Banjarmasin di Dusun Muara Parasung Tahun 2024
Penyunting: Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi
