
UIN Antasari Ikuti Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa
BANJARMASIN – Serentak, bibit pohon matoa dibenamkan ke dalam tanah yang sudah digali. Rektor pun merapikannya dengan sekop, diikuti jajaran pimpinan lainnya, di samping gedung asrama baru kampus 1, Selasa (22/4/2025).
Aksi ini merupakan tindak lanjut dari program nasional yang dicanangkan Menteri Agama, yakni Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa se-Indonesia, dengan tema “Memperkuat Harmoni antara Manusia, Alam, dan Budaya”.
“Kami telah menanam 100 pohon di kampus 1, insya Allah Gerakan ini akan berjalan terus, bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Balai Benih Kalimantan Selatan,” jelas Kepala Biro (Karo) Administrasi Umum, Perencanaan, Keuangan, dan Kepegawaian Dr. H. Moh. Junaidin, M.A.

Bahkan tegas Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., program pelestarian alam ini telah jauh hari digalakkan UIN Antasari, baik yang bersifat akademik dan operasional praktis.
Di antaranya di 2019, pernah mengharamkan penambangan batu bara di Pegunungan Meratus lewat Bahtsul Masail. Sedangkan yang terbaru, adalah dibukanya Program Studi S-1 Ilmu Lingkungan, dan rencana pelaksanaan diskusi mengusung tema-tema ekoteologi, ekosufisme, serta fikih lingkungan dalam waktu dekat.
Adapun yang berupa operasional praktis, selain penanaman pohon, adalah Pembentukan Tim Green Campus dan Pendirian Bank Sampah.
“Terima kasih Pak Karo dan teman-teman di Bagian Umum yang telah susah payah menyiapkan acara hari ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi anak cucu kita di masa yang akan datang,” pungkas Rektor.

Selain di UIN Antasari, gerakan penanaman pohon ini juga dilaksanakan di seluruh satuan kerja Kemenag, baik dari tingkat Kantor Urusan Agama hingga pusat. Sedangkan matoa, jika tumbuh akan memiliki tinggi hingga 40 meter. Kayunya cocok untuk bahan bangunan rumah dan dibuat lesung, kulit batangnya untuk mengobati luka yang bernanah, dan apabila buahnya sudah ranum, berasa manis.
(Fur/Ana)












