Tindaklanjuti Lokakarya Integrasi Ilmu Tingkat Universitas, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Undang Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D.Sc.
BANJARMASIN – “Ada kekhawatiran, IAIN yang semula akan mencetak ulama, saat bertransformasi menjadi UIN berubah arah kepada duniawi semata”. Pernyataan tersebut disampaikan Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Dr. H. Muhammad Abduh Amrie, M.A., saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Workshop Implementasi Integrasi Ilmu terhadap Tridarma Perguruan Tinggi, Kamis (29/8/2024), di Aula Zafry Zamzam Gedung Rektorat, Kampus 1.
Untuk menjawab kegamangan itu, maka tegasnya, FDIK melaksanakan kegiatan ini, yang merupakan kelanjutan dari lokakarya yang telah dilaksanakan di tingkat universitas. Adapun para pesertanya adalah seluruh dosen di lingkungan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
“Mudah-mudahan semua dosen bisa mengaitkan perkuliahan yang diberikan dengan ajaran Islam, karena semua ilmu itu sama, tidak ada dikotomi,” harap Dekan.
Doktor lulusan Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta ini juga mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada narasumber Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D.Sc., karena di tengah aktivitasnya yang padat, telah menyempatkan datang ke Banjarmasin untuk memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada para peserta.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Dr. Irfan Noor, M.Hum. dalam sambutannya, juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas hadirnya pakar nano biologi tersebut.
“Kedatangan Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D.Sc. sangat penting, karena beliau seorang saintis yang ahli dalam integrasi ilmu,” ungkapnya saat mewakili Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A.
Dr. Irfan juga menyampaikan, integrasi ilmu sangat penting bagi UIN Antasari, karena akan membedakan antara IAIN dan UIN.
“Wacana integrasi ilmu merupakan jantungnya wacana transformasi IAIN menjadi UIN,” paparnya.
Wakil Rektor mengakui, bahwa sering terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan integrasi. Karena itu tegasnya, penting bagi para dosen untuk memahami dengan baik, agar tidak salah dalam penerapannya.
“Integrasi ilmu sering disalahpahami sebagai ayatisasi ilmu pengetahuan, padahal yang kita inginkan adalah bagaimana kita mengaitkan spirit Islam ke dalam ilmu pengetahuan,” tekannya.
Alumnus program doktor Universiti Utara Malaysia ini kembali menegaskan, bahwa tidak ada dikotomi atau pemisahan ilmu umum dan ilmu agama, melainkan harus berjalan seiring untuk mewujudkan peradaban yang lebih baik.
“Ilmu pengetahuan dan agama harus selaras dalam rangka membangun peradaban, jangan sampai ilmu pengetahuan justru bertentangan dengan peradaban,” ucapnya.
Dr. Irfan pun berharap dengan adanya lokakarya ini, penerapan integrasi ilmu bisa terus digalakkan dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi.
“Mudah-mudahan workshop integrasi ilmu ini bermanfaat bagi kita, dalam rangka menunaikan tridarma perguruan tinggi,” pungkasnya.
(Jam/Fur/Ana)
