Mujiburrahman: “Jangan Bermimpi Bisa Menyelamatkan Lingkungan Kalau…”
Banjarmasin (UIN Antasari) – Di Tahun 2019 even nasional Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) tingkat perguruan tinggi memasuki penyelenggaran yang XXXI yang diadakan di Kalimantam Selatan dengan tuan rumah pelaksana Mapala Meratus UIN Antasari Banjarmasin. Proses pembukaan agenda tahunan Mapala se-Indonesia tersebut dilaksanakan di Audituriom Mastur Jahri UIN Antasari Banjarmasin, Senin (21/10/2019).
Mapala Meratus UIN Antasari selaku penyelenggara kegiatan ini mengusung tema “ Gerakan Nasional Mahasiswa Pencinta Alam Se-Indonesia Menyelamatkan Sumber Daya Alam Terakhir” yang di ikuti sekitar 280 orang peserta mahasiswa pencinta alam. TWKM XXXI ini dilaksanakan dari tanggal 21-27 Oktober 2019.
Kegitan ini dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)Republik Indonesaia yang dalam hal ini diwakili oleh Ir. Sudayatna, M.Sc., selaku Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian LHK dan Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. Hadir pula Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, S.Pi,M.Si sebagai Keynote Speaker dalam kegiatan tersebut.
Ketua panitia pelaksana kegiatan, Muhammad Arifin dalam laporannya mengucapakan selamat datang kepada seluruh peserta mahasiswa pencinta alam dari seluruh Indonesia di kampus UIN Antasari Banjarmasin.
Ia menginformasikan proses panjang dari pencalonan Mapala Meratus untuk menjadi tuan rumah TWKM dimulai pada tahun 2016 pada saat TWKM ke-28 di Makasar Selawesi Selatan kemudian di Jakarta pada TWKM ke- 29 tahun 2017 dan terakhir di TWKM ke-30 tahun 2018 di Padang Sumatera Barat akhirnya UIN Antasari Banjarmasin dipercaya untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan TWKM ke 31.
Tambahnya lagi, ia mengharapkan dengan hadirnya kawan-kawan mapala dari seluruh Indonesia ini dapat bersama-sama menyelamatkan sumber daya alam terakhir yang ada dipegunungan meratus yang miliki Kalimantan Selatan.
Sementara, Rektor UIN Antasar Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A dalam sambutannya menyampaian dukungannya dan ucapan terimaksih atas apa yang dilaksanakan Mapala Meratus dan seluruh anggota mapala di Indonesia.
“Sebagai orang tua izinkan saya untuk menitip pesan, kalau anda punya cita-cita, punya idealisme untuk menyelamatkan lingkungan, menjaga kelestarian alam maka yang pertama dan sangat penting adalah menjaga dan menyelamatkan diri anda sendiri” ucapnya.
Beliau menegaskan bahwa menyelamatkan diri termasuk menjaga etika, akhlak dan moral, baik dengan sesama maupun dengan orang-orang dan tokoh-tokoh pada saat kegiatan kenal medan dilaksanakan.
“ Jangan kita bermimpi bisa menyelamatkan lingkungan kalau kita belum bisa menyelamatkan diri kita sendiri” pungkas beliau. (yad/hdr)
