Masuk UIN Antasari Ada Ujian Tahsin
Mahasiswi Baru diuji tahsin di Ruang Unit Pengembangan Bahasa, Selasa (12/07/2022). Foto Humas/Hadi R.
BANJARMASIN – Setelah terlihat sepi usai Iduladha, hari ini (12/7/2022) Kampus Universitas Islam Negeri Antasari cukup ramai diwarnai wajah-wajah baru, yang berdatangan dari berbagai daerah.
Mereka adalah para mahasiswa baru dari jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional, berjumlah 390 remaja. Semuanya berhadir menjalani ujian tahsin, yang dipanitiai Unit Pengembangan Bahasa (UPB).
Seluruhnya dibagi ke 50 penguji di berbagai gedung dan ruang, yang rata-rata per kelompoknya ada 7–8 peserta.
Mereka dinilai dalam 7 indikator, antara lain ketepatan menyuarakan huruf hijaiah, mengetahui panjang pendeknya, hingga kelancaran.
“Kalau khususnya untuk ulun dari 8 orang ini, paling ada 2 atau 3 orang yang memang betul-betul bagus. Cuma ada juga yang memenuhi standar minimal lah satu dua orang, sisanya kayaknya memang perlu ikut program tahsin,” ucap Ketua Panitia Ujian Tahsin Dr. Fatwiah Noor, Lc., M.Pd., saat ditemui di ruang kerjanya.
Adapun program tahsin itu siap dilaksanakan di awal tahun perkuliahan baru bagi yang dianggap tidak lulus, selama 1 semester, dengan pengajar besertifikasi tilawati.
“Kalau tahsin bukan syarat mereka masuk UIN, tetapi tahsin adalah syarat mereka mengikuti program Bahasa Arab. Mereka yang tidak bisa mengaji, itu akan diajar kembali untuk bisa baca Al-Qur’an. Kemudian kalau mereka dianggap lulus, baru bisa masuk ke program Bahasa Arab. Karena tidak relevan ketika mereka ikut perkuliahan Bahasa Arab tapi tidak bisa membaca, bagaimana mereka bisa belajar?” urai Kepala UPB tersebut.
Dari pengalaman tahun lalu, yang mengikuti program tahsin ini cukup banyak. Misalnya dari sekitar 2.000 mahasiswa baru, ada 600 di antaranya yang harus menjalani perkuliahan tersebut terlebih dahulu.
“Ya, makanya itu Pak Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. lumayan concern dengan tahsin ini. Karena nanti terlihat hasilnya ketika mereka mau Kuliah Kerja Nyata ke tengah masyarakat,” jelas Dr. Fatwiah Noor, Lc., M.Pd.
Sebagian mahasiswi pun bersyukur bisa lancar menjalani tes ini, lantaran sebelumnya sudah lama belajar mengaji.
“Ujian seperti ini bagus dilaksanakan, guna mengetahui bisa tidaknya kita mengaji,” ucap Yolanda Oktapia, peserta dari lulusan SMA Negeri 1 Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, saat diwawancarai humas.
Setelah tes ini, para mahasiswa berharap bisa makin banyak mendapat ilmu agama di UIN Antasari, dalam menggapai cita-cita menjadi sarjana.
“Saya suka di sini, apalagi saya tamatan aliah, sehingga bisa banyak ilmu agama yang bisa dipelajari,” ungkap Muhammad Ahyar, mahasiswa baru dari MAN 3 Tapin, yang juga didampingi pamannya (H. Ahmad Johansyah Arifin, S.Pd.).
(Fur/Ali/Yad)
