Gelontorkan Rp67 Juta, UIN Antasari Perbesar Jaringan Pipa Air untuk Kenyamanan Program Pemondokan
BANJARMASIN – Guna meningkatkan kenyamanan para maha santri mengikuti program pemondokan, UIN Antasari mengganti jaringan pipa air bersih menuju kawasan asrama, senilai Rp67 juta.
Setidaknya hal ini disampaikan Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., saat memberikan sambutan penutupan Program Ma’had Al-Jami’ah Tahap I Tahun Akademik 2024/2025, di Masjid Kampus 1 Abdurrahman Ismail, Jumat (6/12/2024).
Rektor menegaskan, pemondokan ini adalah salah satu program prioritas di UIN Antasari, sebagai tindak lanjut dari visi “Unggul dan Berakhlak”, sehingga kelancaran dan kenyamanan para mahasiswa menjalaninya terus diupayakan setiap tahun, untuk membentuk karakter lulusan berkualitas.
“Para koruptor itu sarjana, nggak? Sarjana, mayoritas malahan. Tapi kenapa bangsa kita jadi begini? Karena tidak mempunyai karakter yang bagus,” tegas lulusan Pondok Pesantren Al-Falah tersebut.
Untuk itu, Prof. Mujiburrahman menyanjung para maha santri yang telah lulus program ini, bersabar menjalani seluruh jadwal kegiatan selama 3 bulan, mulai dari bangun tidur di pagi buta, hingga agenda lainnya di malam hari.
“Satu saja yang saya sampaikan malam ini, yaitu yang disebut dengan grit, pentingnya kalian untuk memiliki kemampuan bersabar dalam jangka panjang menghadapi kesulitan dan penderitaan, demi mencapai cita-cita di masa depan,” pesan alumnus S-3 Universiteit Utrecth, Belanda tersebut.
Guna mencapai cita-cita itu, UIN Antasari telah mencoba memfasilitasi para mahasiswa dengan berbagai pembinaan menarik lewat program pemondokan, seperti Goal Setting Training, Succes Story, hingga tes menggunakan Aplikasi Deteksi Akhlak dan Bakat (ADAB).
“Hasil tes itu bisa digunakan untuk mengembangkan diri Anda, bakat Anda, dan pemetaan karier Anda di masa akan datang,” jelas Rektor.
Para maha santri pun mengaku bersyukur telah menjalani program ini, apalagi sebagian peserta memang baru pertama kali mandiri masuk asrama, karena belum pernah merasakan atmosfer pondok pesantren.
“Alhamdulillah, selama di asrama saya belajar mengoptimalkan waktu dan mengikuti bermacam pembinaan, agar bisa menyusun sejak dini langkah-langkah meraih tujuan masa depan,” ungkap Muhammad Rizky Maftuh, asal Kabupaten Puruk Cahu, Provinsi Kalimantan Tengah.
Sebelumnya, Kepala UPT Ma’had Al-Jami’ah Dr. Hairul Hudaya, M.Ag. melaporkan, total ada 433 mahasiswa yang mengikuti tahap I ini, dengan 46 di antaranya dinyatakan tidak lulus.
“Bagi mereka yang sungguh-sungguh, betul-betul mengikuti, tentu akan mendapatkan manfaat yang besar,” tegasnya.
Selain di Kampus 1, program pemondokan ini juga berjalan di Kampus 2 di Banjarbaru.
(Fur/Ana)
