Dari Samarinda, Rafi Bersyukur Sempat Memondok di UIN Antasari
BANJARBARU – “Alhamdulillah…”, ucapan syukur itu kencang dan menggema di masjid Kampus 2 UIN Antasari. Sekitar 238 mahasantri pun dinyatakan lulus saat penutupan program pemondokan semester ganjil tahun 2023, usai 4 bulan hidup di asrama, termasuk yang dijalani Muhammad Rafi dari Samarinda.
Awalnya ia mengaku bingung mengikuti program spesial ini, lantaran belum pernah menyantri. Namun seiring kepedulian dari para musyrif dan murobbi, ia pun menjalani pembinaan intensif dengan nyaman.
“Gembira sekali bisa mengikuti program ini, karena bisa kumpul dengan teman dari beda jurusan, beda daerah,” ungkap Rafi kepada Humas, Kamis (28/12/2023).
Kegembiraan lainnya juga dilaporkan Kepala Ma’had al-Jami’ah Dr. H. Hairul Hudaya, M.Ag. dari mahasantri. Di antaranya adalah Noval, yang telah hidup mandiri dan bergaul dengan banyak teman baru.
Sebelumnya sang ibu khawatir Noval tidak bisa mengikuti kegiatan dengan baik, lantaran kakinya yang tidak bisa berjalan cepat, seiring ada keistimewaan di fisiknya. Sampai-sampai diperbolehkan hanya sebulan jika dirasa memberatkan.
“Alhamdulillah sampai 4 bulan tidak ada laporan, dan bisa diselesaikan Noval sampai tuntas,” cerita Kepala Ma’had al-Jami’ah dalam sambutannya.
Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. menjelaskan, program pemondokan ini sengaja pihaknya agendakan, sebagai salah satu upaya membentuk mahasiswa yang “Unggul dan Berakhlak”, sesuai visi UIN Antasari.
Sehingga pembinaan intensif pun diberikan, guna melatih kedisiplinan, seperti rutin bertahajud, hingga menguji kesabaran, hidup jauh dari orang tua.
“Semuanya ini perlu pembiasaan, dan memang awalnya cukup sulit. Namun saya tegaskan, kemampuan kita menunda kesenangan sesaat, akan bisa mengantarkan kita meraih cita-cita besar di masa depan,” pesan Rektor.
Banyak jadwal penting yang telah dijalani para mahasantri di pemondokan ini, yang selain rajin beribadah, juga berupa pembimbingan pemetaan masa depan, agar terarah menjalani kehidupan, menyesuaikan dengan bakat dan minat masing-masing.
Bahkan di semester ini, sejumlah mahasantri yang terseleksi mendapat kesempatan berharga menjadi khatib Jumat di Masjid Kampus 2, usai mendapatkan pelatihan khusus, agar nantinya bisa juga mengisi khutbah saat terjun ke tengah masyarakat.
(Fur/Ali/Jal)
