BerKKN di Paramasan, Mahasiswi UIN Antasari Terkesan Makan Paku
Para mahasiswi UIN Antasari bersyukur bisa mengikuti KKN di Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar (Foto:Humas/Ali Akbar)
BANJAR – Belum Afdol ke Dusun Emil tanpa makan paku, betul-betul dirasakan sensasinya oleh Resty Utami, mahasiswi semester 8 prodi S-1 Tadris Kimia. Ia pun mengaku baru pertama kali menikmatinya, usai berkesempatan kuliah kerja nyata ke pedalaman.
“Jadi, pertama kali makan paku atau pakis itu ya di Emil ini, sangat berkesan,” tegasnya saat diwawancarai Humas, Ahad (09/04/2023).
Ya, tanaman paku terbilang khas di daerah ini, Desa Paramasan Bawah, Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar.
Tim Humas yang diwakili Ali Akbar, S.Ag., M.Pd.I. berkesempatan menembus lika-liku perjalanan sejak pukul 03.00 Wita, bersahur dari rumah pukul setengah tiga dini hari, dan menambah minum air mineral di mobil jelang imsak, hingga sampai sekitar pukul 08.30.
Rute panjang dilewati, karena lokasinya berada di perbatasan dengan Kabupaten Tanah Bumbu. Padahal Kabupaten Banjar adalah tetangga Kota Banjarmasin, tempat Kampus 1 UIN Antasari berada. Namun ke Paramasan mesti memutar melewati 3 kabupaten terlebih dahulu, lantaran berada di pegunungan.
Menemani Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Dr. H. Akhmad Sagir, M.Ag., serta Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), rombongan melihat langsung aktivitas para mahasiswa di desa.
“Kita melakukan monitor ke lapangan, termasuk survei lokasi di bagian atas, apakah nantinya memungkinkan untuk ditempatkan mahasiswa, lantaran medannya yang lebih berat,” jelas Dr. Muhammad Zainal Abidin, M.Ag., Ketua LP2M kepada Humas.
Ya, sebagian kawasan Paramasan terbilang sulit dijelajah, dengan area yang menanjak, dan belum tersedianya akses memadai.
Meski begitu, semua mahasiswa yang berKKN di sini mengaku bersyukur, merasakan pertama kali sejuk dataran tinggi, dengan lingkungan yang ramah.
“Memang kebanyakan di sini bukan muslim, jadi bagaimana cara kita melakukan pendekatan ke masyarakat itu yang membuat saya sangat berkesan,” ungkap Muhammad Iqbal Rijani, Mahasiswa S-1 Hukum Keluarga Islam.
Bersama kelompoknya, para mahasiswa turut berinovasi memberikan sejumlah program edukasi bagi masyarakat mualaf, yang bahkan menarik minat anak-anak dari agama lain.
“Ada Kaharingan, ada Kristen, semuanya membaur menjadi satu ikut lomba yang kami adakan,” jelas Iqbal.
Agenda lainnya, turut digelar pesantren kilat, hingga berbagi takjil bagi warga sekitar.
“Alhamdulillah, sambutan warga di sini sangat baik sejak kami datang, selalu saling tolong menolong,” sambung Muhammad Firdaus, Mahasiswa Tadris Fisika.
Kehadiran para mahasiswa di kawasan ini turut disambut syukur masyarakat, termasuk para tokoh agama setempat, yang berharap bisa terus berkelanjutan.
“Kami sangat mendukung dengan adanya KKN di sini, para mahasiswa sangat membantu dakwah-dakwah Islam di sini,” ucap Guru Ahmad Rusfianie saat ditemui Humas di Pengajian Rutin Islamic Center Darul Muallafin.
Total ada 30 mahasiswa yang ditempatkan di daerah ini, terbagi dalam 6 kelompok. Mereka tergabung dalam Tahap I KKN Semester Ganjil 2022/2023, yang dikirim terbatas ke daerah prioritas, tempat para mualaf yang memerlukan penguatan keagamaan.
Sedangkan sisanya akan diberangkatkan di tahap 2 usai bulan puasa, sebagai bentuk komitmen UIN Antasari membantu masyarakat di bidang pengabdian dan sumber daya manusia.
(Fur/Ali)
