Alumnus Manba’ul Ulum: Masuk UIN Antasari Serasa Pesantren Lagi, Tapi Lebih Enak
Para mahasantri bergembira mengikuti program pemondokan (Foto:Humas/Achmad Magfur)
BANJARBARU – Usai lulus pesantren, Muhammad Hilman bersyukur bisa masuk Universitas Islam Negeri Antasari, yang dirasakannya seperti di pondok lagi, dengan fasilitas yang lebih memadai.
Hal itu diceritakannya saat diwawancarai Humas, usai pembukaan program asrama tahap 2 tahun akademik 2022/2023, di Masjid Kampus 2 di Banjarbaru, Rabu (15/02).
Ia pun mengakui UIN Antasari adalah pilihan utama melanjutkan studi, termasuk dorongan orang tua, agar sang anak meneruskan pendidikan agama.
“Kalau di sini ibaratnya itu tidak hanya enak saja, tapi enak banget, ibarat sampai wisuda di sini, mau banget saya,” tegas Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam tersebut.
Hal ini berkat berbagai sarana prasarana penunjang yang terus dilengkapi UIN Antasari, termasuk diperbolehkannya membawa ponsel, dan program pemondokan yang baru dimulai petang hari.
Oleh karena itu, Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. berharap semua fasilitas ini bisa dimanfaatkan optimal para mahasiswa baru, guna mendukung pembentukan karakter yang mumpuni, menuju visi yang diinginkan pimpinan UIN Antasari, melahirkan lulusan yang “Unggul dan Berakhlak”.
“Jangan anggap remeh program ini, serius, belajar dengan sungguh-sungguh, gunakan fasilitas, dan syukuri apa yang diberikan Allah Swt. kepada kita,” pesan alumnus Pesantren Al-Falah tersebut saat membuka program pemondokan.
Dari laporan Kepala Ma’had Al-Jamiah Dr. Hairul Hudaya, M.Ag., ada 181 mahasiswa yang mengikuti program tahap 2 ini, dan 68 mahasiswi. Semuanya menempati gedung asrama selama 4 bulan, dengan diisi beragam materi menarik.
Di antaranya pembiasaan amalan sunnah, wawasan agama Islam sebagai pandangan hidup, perencanaan masa depan, dan belajar sukses dari para alumnus berprestasi.
(Fur/Ali)
