Akan Dipindah ke Banjarbaru, Bagaimana Nasib Gedung Perpustakaan UIN Antasari di Kampus 1?
Mahasiswi UIN Antasari sedang mencari referensi di Gedung Perpustakaan Kampus 1. Foto Humas-Achmad Magfur.
BANJARMASIN – Tahun perkuliahan 2022/2023, direncanakan menjadi awal perpindahan sebagian unit kerja Universitas Islam Negeri Antasari ke Kampus 2 di Banjarbaru, dengan yang perdana dipindah adalah perpustakaan. Lalu, bagaimana nasib gedung perpustakaan di Banjarmasin?
Ternyata bangunan yang ada tetap difungsikan seperti biasa, baik melayani mahasiswa maupun dosen dalam mendapatkan referensi.
Sedangkan yang dipindah, adalah buku-buku di perpustakaan masing-masing fakultas termasuk pascasarjana, yakni Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
“Karena berdasarkan pertimbangan, buku-buku yang ada di 5 fakultas itu sebenarnya secara umum sudah ada di perpustakaan sini, makanya nanti diangkut ke sana,” jelas Kepala Perpustakaan UIN Antasari Dr. H. Saifuddin, M.Ag., saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (18/07).
Sedangkan pengelolanya, sudah disiapkan 4 pustakawan yang bersedia, karena memang yang bersangkutan berdomisili di Kota Idaman.
“Nanti ada juga yang lain-lain insyaAllah juga siap, karena rumahnya juga di sana,” tambah Dosen Bidang Ilmu Hadis tersebut.
Adapun jadwal perpindahannya, direncanakan Agustus ini, lebih awal dari unit kerja lainnya.
“Ya kami siap, karena tidak perlu secara khusus didiskusikan dengan mahasiswa, dengan dosen, dan segala macamnya. Jadi kalau kami cukup didiskusikan antara kami, dengan karyawan-karyawan, para pustakawan, dan juga nonpustakawan,” tegas lulusan S-3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Ia memperkirakan, dengan penataan yang tepat, gedung baru bisa menampung 100 ribu lebih eksemplar buku. Namun yang diprioritaskan jangka panjang, adalah pengadaan layanan digital.
“Tahun depan kami mengusulkan sampai Rp500 juta untuk e-booknya, kemudian untuk buku cetaknya Rp200 juta,” urai Kepala Perpustakaan UIN Antasari.
Buku yang akan dibeli, sebagian untuk menunjang pembukaan program studi baru, seperti ilmu hadis, akuntansi syariah, dan manajemen syariah.
Selain itu, Dr. Saifuddin, M.Ag. menginginkan perpustakaan bisa dihidupkan lagi untuk penguatan iklim akademis di kampus. Sehingga pihaknya berniat memperluas kerja sama dengan para organisasi mahasiswa, agar ada kegiatan rutin yang bisa dimanfaatkan generasi penerus bangsa, untuk makin menambah ilmu pengetahuan.
“Nanti kalau kita sudah kembali normal dan 100% tatap muka, perpustakaan akan ambil peran, tiap minggu bisa diadakan kegiatan ilmiah lewat bedah buku, diskusi, bahkan apabila mahasiswa perlu, kita gratiskan ruang teaternya,” jelas lulusan S-2 IAIN Alauddin Makassar (1997) tersebut.
Karena pihaknya menginginkan agar tidak hanya gedungnya saja yang megah, tetapi iklim akademis di dalamnya juga bisa bersaing dengan kampus-kampus besar di Pulau Jawa dan daerah luar lainnya, sehingga UIN Antasari bisa terus berkembang menjadi perguruan tinggi yang “Unggul dan Berakhlak”.
(Fur/Ali)
