Beri Orientasi kepada para Musyrif/ah 2024, Rektor: Amanah akan Membuat Kalian Tumbuh dan Maju
BANJARMASIN – Dalam rangka persiapan menyambut kedatangan para mahasantri/wati baru, UPT Ma’had Al-Jami’ah melaksanakan orientasi kepada para musyrif/ah, baik yang baru terpilih maupun yang sudah mengabdi lama. Kegiatan ini dilaksanakan 2 hari, Senin–Selasa (15–16/7/2024), di Aula Zafry Zamzam, Lantai 3 Rektorat Kampus 1.
Orientasi menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya masing-masing, dengan yang pertama diisi Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., yang materinya sangat dinantikan para peserta.
Rektor menyampaikan pembahasan dengan tema “Optimalisasi Peran Ma’had dalam Pengembangan Karakter Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin”. Di kesempatannya, Prof. Mujiburrahman mengenalkan sejarah perubahan status IAIN menjadi UIN. Walaupun sudah berubah menjadi universitas, namun ciri khas IAIN sebagai pusat kajian Islam tetap dipertahankan. Oleh sebab itu tegas Rektor, peran Ma’had Al-Jami’ah sangatlah penting.
“Fondasi agama harus dibangun agar menjadi ciri khas UIN Antasari, salah satunya dengan adanya ma’had, sehingga kemudian ma’had memiliki visi ‘Pusat Pembinaan Integrasi Ilmu dan Amal’,” ujar lulusan Pondok Pesantren Al-Falah itu.
Rektor juga menyampaikan problem bangsa saat ini, yaitu lemahnya karakter, terutama karakter disiplin, sehingga kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Karena itu tekan Prof. Mujiburrahman, UIN Antasari mengembangkan program-program yang bisa membina karakter disiplin mahasiswa, seperti melalui kegiatan-kegiatan di Unit Pengembangan Bahasa (UPB) yang setiap hari dilaksanakan mulai pukul 06.40 Wita. Juga yang sangat penting adalah program Ma’had Al-Jami’ah yang bertujuan membentuk karakter mahasiswa yang kuat.
“Untuk itu, di Ma’had Al-Jami’ah ada program penguatan karakter kedisiplinan. Misalnya dengan setting goal, success story, dan jadwal harian ma’had,” ujar Rektor yang sangat kosmopolitan itu.
Prof. Mujiburrahman berharap, musyrif/ah yang mendapat amanah membina mahasantri baru, bisa melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan integritas tinggi, sekaligus menjadikan pengalaman ini sebagai bekal menjalani kehidupan di kemudian hari.
“Pertama, hakikat hidup itu adalah ujian, menjadi musyrif/ah adalah amanah yang lebih dari sekadar mahasiswa biasa. Karena itu, wajar jika masalah yang muncul lebih banyak dari orang yang tidak mendapat amanah, ini risiko orang yang mendapat amanah,” ungkapnya.
Rektor kemudian menyitir sebuah hadis riwayat Muslim, bahwa Allah Swt. akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.
“Ini harus menjadi keyakinan dalam diri kita. Maka, mintalah pertolongan Allah Swt.”
Kedua, Prof. Mujiburrahman menekankan, bahwa seseorang tidak akan menjadi orang yang baik (berkarakter) tanpa pernah mengalami masalah/kesulitan hidup.
“Jika masalah datang kepada kita, anggap saja sebagai latihan untuk bertumbuh menjadi terus maju,” pungkasnya.
(Jam/Fur/Ana)
