BerKKN di Haruyan Dayak, dari Anjing Berseliweran hingga Sinyal yang Hilang
Foto bersama mahasiswa KKN UIN Antasari di Desa Haruyan Dayak Kec. Hantakan Kab. HST (Foto:Humas/Achmad Maghfur)
HULU SUNGAI TENGAH – Berputar pandangan ini usai melewati 2 jembatan gantung goyang. Namun para mahasiswa sudah terbiasa melaluinya hari-hari, hingga kini telah membaur dengan warga nonmuslim.
Panjang perjalanan menuju ke sana, lebih dari 4 jam, menaiki gunung, melewati aspal hampir putus, termasuk jembatan darurat dari kayu.
Semuanya terasa terbayarkan, dengan suasana sejuk, masyarakat yang ramah, meski anjing sering berseliweran.
Peserta Kuliah Kerja Nyata pun mengaku sudah kerasan, beradaptasi dari sebelumnya berstatus anak kota.
“Jujur bagi saya yang orang Banjarmasin asli, sangat di luar pikiran sekali bisa berdiri, hadir, dan berinteraksi di tengah-tengah masyarakat di Desa Haruan Dayak ini, bahkan di RT 2 ini. Bisa dikatakan ini hanya sekali dalam seumur hidup,” ucap Fadhil Ihsan, Mahasiswa Manajemen Dakwah Angkatan 2019, saat ditemui Humas, Ahad (03/04/2023).
Ia bersama 9 lainnya ditempatkan di salah satu wilayah pelosok, terbagi dalam 2 kelompok, membantu bidang keagamaan bagi warga mualaf, dan mengajarkan ilmu-ilmu umum bagi masyarakat lainnya.
Sejumlah program kerja tersebut didengarkan langsung Supervisor Dr. Muhammad Zainal Abidin, M.Ag., yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, didampingi Pranata Komputer Ahli Pertama Muhammad Robi Dinnoor, S.Kom., dan Asisten Ahli Muhammad Fahmi Nurani, M.H.
“Ini kan karena bulan Ramadan, biasa ada permintaan dari masyarakat, bahwa untuk tempat-tempat tertentu itu diperlukan untuk siar Ramadan. Karena memang keterbatasan SDM, mereka juga sebagian masih orang yang baru memeluk Islam, jadi memang untuk prioritas Ramadan ini di tempat-tempat yang memang dianggap paling membutuhkan,” jelas Dr. Muhammad Zainal Abidin, M.Ag. kepada Humas.
Total ada 10 kelompok disebar di bulan puasa ini, yang masuk ke dalam Tahap 1 Program KKN Semester Genap 2022/2023. Selain di Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sisanya juga ditempatkan di kampung Mualaf Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar.
“Sedangkan tahap 2nya mulai dilaksanakan di 17 Mei 2023. Sekarang masih menunggu jumlah peserta yang mau ikut, kalau banyak, akan kita sebar ke beberapa kabupaten,” urai Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora tersebut.
Warga pun mengaku sangat terbantu dengan kepedulian UIN Antasari ini, yang mengirimkan para pemuda berilmu untuk menunjang pembangunan desa, terutama di bidang keagamaan dan sumber daya manusia.
“Alhamdulillah anak-anak desa ada peningkatan selama keberadaan para mahasiswa di sini. Mereka mengajarkan Iqro, menjadi imam tarawih, alhamdulillah, semoga desa kami terus mengalami kemajuan,” ungkap Mahdalena, salah satu warga mualaf.
Ia pun berharap akan ada lagi yang datang usai kepulangan mahasiswa nanti, yang rencananya balik ke kampus di 18 April, usai masuk desa di 20 Maret lalu.
(Fur/Ali)
Perjalanan mobil menaiki bukit menuju Desa Haruyan Dayak (Video:Humas/Achmad Magfur)
Pranata Komputer Ahli Pertama LP2M UIN Antasari Muhammad Robi Dinnoor, S.Kom. harus berpegangan 2 tangan melewati jalan terjal (Video:Humas/Achmad Magfur)
Berhati-hati pengemudi andalan LP2M UIN Antasari M. Fahmi Nurani, M.H. saat melewati jembatan darurat di atas gunung (Foto:Humas/Achmad Magfur)
Para mahasiswi menyapa warga yang baru berkebun (Video:Humas/Achmad Magfur)
Asisten Ahli LP2M UIN Antasari Muhammad Fahmi Nurani, M.H. melakukan langkah melebar agar tidak ikut bergoyang melewati jembatan gantung di Desa Haruyan Dayak (Video:Humas/Achmad Magfur)
